Sabtu, 22 December 2018 04:58 UTC
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo menyampaikan orasi pembuka dalam International Conference on Law and Politics (ICLP) di Gedung DPRD Jatim, Sabtu 22 Desember 2018. Foto: Humas Unnar
JATIMNET.COM, Surabaya - Fakultas Hukum Universitas Narotama Surabaya bekerjasama dengan DPRD Provinsi Jatim mengadakan International Conference on Law and Politics (ICLP) di Gedung DPRD Jatim, Sabtu 22 Desember 2018.
Konferensi ini mengangkat tema “Shaping the Future of Law and Politics: Trends, Opportunities, and Challenges in 4.0 Industrial Revolution”. Gubernur Jatim, Soekarwo didapuk untuk memberikan orasi pembuka sebelum ICLP dimulai.
Soekarwo berharap pembahasan mengenai permasalahan arah politik hukum terhadap globalisasi ini tidak hanya dibincangkan dari seminar ke seminar.
“Hukum harus memiliki konsep partisipatoris, atau bahasa gampangnya adalah mengajak bicara para calon korban sebelum membuat proses keputusan,” imbaunya.
Menurut dia, para ahli dan praktisi hukum mau memahami dan responsif terhadap masalah masyarakat. “Hukum sangat dipengaruhi dan dibentuk oleh kebudayaan masyarakat. Sehingga kita harus responsif terhadap masalah mereka. Ini yang saya harapkan dari pertemuan ini,” lanjutnya.
BACA JUGA: Politik Balas Budi Jadi Pintu Masuk Korupsi
Konstitusional yang bersifat partisipatoris dan memperhatikan budaya serta sosiologis, kata Soekarwo, bisa menimbulkan kesejahteraan masyarakat lahir dan batin.
“Kami harap adanya rekonstruksi hukum yang memfasilitasi konsep itu," katanya. Semua dekan Fakultas Hukum di perguruan tinggi di Indonesia harus mulai melakukan refleksi diri.
"Apakah sudah memfasilitasi atau justru menghambat. Karena selama ini hukum seringkali terlambat dalam memfasilitasi proses,” tutur Soekarwo.
Ketua Komisi A DPRD Jatim, Freddy Poernomo, yang membuka acara mengatakan tema ICLP sangat relevan dengan kebutuhan bangsa Indonesia untuk menemukan solusi pemilu di masa revolusi industri 4.0.
“Revolusi industri 4.0 ini menjadi tantangan untuk hukum dan politik untuk membuat perubahan yang relevan dengan mengubah yang konvensional menjadi digital. Tentunya dengan tetap menjaga kualitas pemilu yang terbuka, jujur, dan adil,” katanya. Freddy menambahkan bahwa perguruan tinggi ada di tempat strategis untuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0.
