Logo

Uang dan Visa Habis, WNA Nekat Berenang dari Timor Leste ke Australia

Reporter:,Editor:

Jumat, 17 January 2020 00:10 UTC

Uang dan Visa Habis, WNA Nekat Berenang dari Timor Leste ke Australia

WNA ALJAZAIR: Seorang warga negara asing dari Aljazair ditemukan nelayan di Pantai Motadikin, Kecamatan Malaka Tengah. Foto: 99.co.

JATIMNET.COM, Surabaya - Haminoumna Abdul Rahman, warga negara Aljazair diketahui beberapa hari lalu terdampar selepas kelelahan berenang di salah satu pantai Kabupaten Malaka, perairan Nusa Tenggara Timur. Ia nekat menempuh jalur laut dari Timor Leste menuju Australia, karena visa masa berlakunya habis dan tidak mempunyai uang yang cukup untuk kembali negaranya.

Perjalanannya Haminoumna terhenti, akibat dari kondisi cuaca dan ombak besar di perairan bebas. Saat ditemukan nelayan setempat, di Pantai Motadikin, Kecamatan Malaka Tengah pada Sabtu 11 Januari 2020 sekitar pukul 20.00 WITA kondisi Haminoumna fisiknya memprihatinkan.

Ia pun dibawa ke Rumah Sakit Penyangga Perbatasan Betun (RSUPP) untuk menjalani perawatan medis. Diketahui lelaki 31 tahun ini sempat tinggal di Dili, ibukota Timor Leste selama beberapa bulan sejak Desember 2019. 

Statusnya, turis backpacker. Masalahnya, visa dimiliki Haminoumna habis dan dia tak punya duit untuk memperpanjang izin tinggal. Terlintaslah rencana nekat berenang tanpa alat bantu tersebut.

Kepada petugas, Haminoumna mengaku dapat informasi dari warga lokal, bahwa jarak pesisir Suai menuju kawasan Negeri Kanguru relatif dekat. Jalur melintas pun dengan cara berenang yang dilakukannya.

Meskipun Haminoumna mengaku awalnya datang sebagai turis, namun tak bisa dipungkiri di wilayah tersebut sudah berulang kali terjadi kasus upaya gagal migran melintasi perairan menuju Australia. 

Indonesia dan Timor Leste selama satu dekade terakhir merupakan rute transit favorit imigran tanpa dokumen, terutama mereka yang menjadikan Australia sebagai daerah tujuan suaka. Rata-rata adalah pencari suaka asal Irak, Iran, Afghanistan serta Aljazair.

Sebagian besar masuk dan singgah di Indonesia tanpa melewati jalur resmi. Dikutip dari Vice, data laporan Departemen Imigrasi Australia menunjukkan, hanya 9,3 persen dari 119 imigran asal Afghanistan, Sri Lanka, dan Myanmar tahun 2010-2012 yang memasuki Tanah Air secara legal.

Para migran ini datang ke Indonesia melewati pelabuhan tikus di pesisir Sumatra, diangkut kendaraan lewat jalur darat menuju Jawa, lalu akan ada dua pilihan. Naik kapal dari pesisir selatan Jawa Timur (seperti Trenggalek atau Pacitan), sebagian memilih opsi ke NTT atau Timor Leste. 

Selain karena posisinya strategis dalam jalur pelayaran dari Timur Tengah ke Australia, Indonesia kerap dilirik sebagai lokasi bermukim sementara para imigran yang ditolak masuk Australia.