Kamis, 02 April 2020 02:00 UTC
BANDARA JUANDA: Suasana penumpang di Bandara Juanda. Foto: Dok.
JATIMNET.COM, Surabaya - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat sepanjang Maret 2020 Jatim alami deflasi 0,01 persen. Menurut Kepala BPS Provinsi Jawa Timur Dadang Hardiwan, angka deflasi Maret 2020 ini disumbang turunnya harga tiket pesawat.
Sesuai 10 komoditi penyumbang deflasi, harga tiket pesawat terkoreksi 10,21 persen. Lalu diikuti cabai merah yang terjadi perubahan harga 28,39 persen, cabai rawit 20,77 persen, dan bawang putih 5,71 persen.
"Kalau dikaitkan dengan covid-19 harus melalui kajian lebih detail. Memang Maret ini sebetulnya agak deflasi karena dipengaruhi oleh tiket pesawat," ujar Dadang melalui video konfrensi pers, Rabu 1 April 2020.
Sedangkan untuk 10 komoditi penyumbang inflasi Maret 2020 tertinggi adalah emas perhiasan, yang alami perubahan harga 7,55 persen. Kemudian diikuti telur ayam ras 5,58 persen, kangkung 34,42 persen, dan bayam 28,55 persen.
BACA JUG: Pengaruh Virus Corona, Ekspor Impor Jatim ke Cina Turun
Sementara menurut tahun kalender, hingga Maret 2020 inflasi di Jatim mencapai 0,80 persen. Kondisi ini lebih tinggi dibanding Maret 2019 yang mencatatkan 0,32 persen, dan lebih rendah dari Maret 2018 yakni sebesar 0,82 persen.
Dadang menambahkan, penghitungan angka inflasi di delapan kota Maret 2020, tujuh kota mengalami inflasi, dan satu kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jember yaitu mencapai 0,34 persen.
Kemudian diikuti Banyuwangi sebesar 0,27 persen, Madiun sebesar 0,19 persen, Kediri sebesar 0,11 persen, Sumenep sebesar 0,09 persen, Probolinggo sebesar 0,04 persen, dan Surabaya sebesar 0,01 persen. "Kota yang mengalami deflasi yaitu Malang sebesar 0,41persen," tandasnya.
