Kamis, 19 September 2019 00:39 UTC
DIANGGAP GILA. Cak Kus mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di DPD PDI Perjuangan untuk maju dalam sebagai calon bupati Jember, Rabu 18 September 2019. Foto: Baehaqi Almutoif.
JATIMNET.COM, Surabaya – Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Kusnadi menyatakan pendaftar calon kepala daerah dalam pilkada 2020 datang dari berbagai kalangan. Tidak hanya dari kalangan pengusaha dan birokrat saja, namun juga ada difabel.
“Latar belakang mereka boleh-boleh saja. Asal memenuhi syarat. Tadi ada difabel dari Jember yang ikut dafat (pilbup),” ujar Kusnadi, Rabu 18 September 2019.
Kusbandono, penderita tunadaksa yang mendaftar sebagai bakal calon bupati Jember. Pria 39 tahun ini ikut fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan di DPD PDI Perjuangan. “Bisa saya jawab,” kata Kusbandono.
BACA JUGA: Empat Pejabat Pemkab Jember Siapkan Data Klarifikasi LHKPN
Cak Kus, begitu dia biasa disapa, bukan kader PDI Perjuangan. Dirinya mengaku sebagai warga Nahdlatul Ulama (NU), dan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Selain itu, ia juga aktif menyuarakan lingkungan.
Waktu pertama kali mengatakan niatnya maju, Cak Kus sempat dianggap sinting. Bahkan ada salah satu media yang menganggap guyonan. Semua anggapan miring itu ditanggapinya dengan santai.
Menurutnya, semua warga negara memiliki hak yang sama untuk memilih dan dipilih. "Motivasi saya ingin mewujudkan perjuangan kemanusiaan. Lebih pada langkah konkret, sehingga mampu memanusiakan manusia,” katanya.
BACA JUGA: Ketua DPC PKB Gresik Dikabarkan Bakal Ambil Formulir Bacabup di PDIP
Dia melihat, selama ini Jember memiliki potensi yang cukup bagus. Banyak potensi yang belum tergarap maksimal, seperti produksi kopi, kuliner hingga pariwisata yang perlu diangkat untuk mendongkrak perekonomian.
Hanya saja, lanjut Cak Kus, yang menjadi kendalanya maju adalah soal pendanaan. Sebab dia tidak berangkat sebagai pengusaha atau pejabat. Cak Kus mengaku tak memiliki modal besar untuk mengikuti pesta demokrasi.
Kendati demikian, hal itu tidak menyurutkan niatnya. “Karena kami berangkat dari kebersamaan, jaringan saya terutama keluarga besar PMII Jember dan komunitas disabilitas Jember,” tegasnya.
