Selasa, 19 October 2021 12:20 UTC
BEREBUT BERKAH. Ratusan warga berebut barang, buah-buahan, dan palawija dalam tradisi Keresan memperingati Maulud Nabi Muhammad di Dusun Mengelo, Desa Ngelo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Selasa, 19 Oktober 2021. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto – Meski sempat tak dilaksanakan tahun 2020 lalu karena pandemi Covid-19, ratusan warga Dusun Mengelo, Desa Ngelo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, antusias mengikuti tradisi Keresan menyambut peringatan hari kelahiran (maulud) Nabi Muhammad SAW, Selasa, 19 Oktober 2021.
Tak ada yang berbeda dari tradisi yang sudah ada sejak dulu ini. Sebelum puncak tradisi Keresan dilakukan, acara diawali dengan pawai keliling kampung dan pengajian umum di Masjid Darussalam.
Terlihat pula dua pohon kersen atau kismis sengaja ditanamkan di tengah jalan desa tepat di sebelah timur Masjid Darussalam.
Sementara, ratusan warga mulai dari orang dewasa hingga anak-anak berdiri di sekeliling pohon yang sudah digantungi berbagai barang. Mereka bersiap memperebutkan berbagai jenis benda atau barang yang dianggap sebagai rejeki atau berkah usai doa selesai dilantunkan.
Barang-barang tersebut di antaranya topi, sandal, tas kain, celana, baju, sepatu, dan buah terong di bagian ranting pohon kersen. Sedangkan batang pohon kersen dihiasi dengan berbagai macam jenis buah dan palawija seperti kelapa, nanas, jagung, terong, dan timun.
BACA JUGA: Aneka Tradisi Unik Merayakan Maulid Nabi di Jatim
Tak hanya dua pohon kersen yang dihias, juga terlihat satu gunungan berbentuk kerucut berisi buah-buahan, petai, pengesat kaki (keset), sandal, kerudung, dan kerupuk pasir berwarna-warni. Gunungan ini juga diletakkan di bagian depan pohon kismis lainnya yang diperuntukkan khusus ibu-ibu dan anak-anak.
Belum tuntas doa dilantunkan sekitar pukul 10.45 WIB ratusan warga sudah berusaha masuk ke barisan panitia yang mengamankan lokasi. Sehingga, tak kurang dari 15 menit barang-barang itu habis diambil warga hingga dua pohon kersen ambruk.
Kerumunan warga tak bisa terhindarkan karena jumlah masyarakat yang banyak dan lokasi yang tidak begitu luas. Bahkan tak semua warga patuh mengenakan masker.
Salah satu ibu, Muttrofin, 40 tahun, warga dusun lain di Gang Sooko 4 ini rela datang hanya untuk ikut serta tradisi keresan. Dirinya merasa sangat senang saat tradisi yang setiap tahun dilakukan ini kembali dilaksanakan.
Sebab selama satu tahun lalu ditiadakan karena pandemi Covid-19 yang belum melandai. "Sangat senang sekali lah, tahun kemarin khan enggak ada gara-gara Covid," ucapnya.
Ia datang tak sendiri, melainkan juga membawa dua anak perempuannya yang masih kecil bersama saudara perempuannya. Kedua anaknya diminta menunggu di ayunan yang berada di rumah warga. Sedangkan ia dan saudara perempuannya rela berebutan barang di gunungan.
BACA JUGA: Biarawati Juga Ikut Merayakan Festival Maulid Nabi di Mojokerto
Wanita berjilbab merah muda ini mendapatkan banyak buah-buahan yang akan dikonsumsi sendiri. "Ini saya dapat nanas semangka, terong, petai. Mau saya makan sendiri sama keluarga di rumah," ucapnya sumringah.
Ketua Panitia Keresan Dusun Mengelo, Chalul Fidiyan, 33 tahun, menjelaskan tradisi ini memang digelar setiap tahun sejak zaman leluhurnya. Keresan ini untuk memeriahkan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Menurut Chalul, berbagai hadiah yang dipasang di pohon kersen merupakan hasil iuran dan sumbangan UMKM warga Mengelo, seperti produk industri rumahan sepatu, sandal, dan pakaian.
"Pohon keres khan ranting, terus daun dan buahnya banyak. Jadi filosofinya kalau dipakai tradisi Maulid Nabi berharap kami rezeki warga kami (Mengelo) terus berbuah tak ada putusnya. Dengan harapan ke depan rejeki keturunan kami banyak," katanya.