Rabu, 25 July 2018 09:05 UTC
Tiga Dosen BIM STKIP Surabaya berhasil melakukan inovasi PAUD berlokasi di kuburan Cina, Surabaya. mereka mendapatkan dana hibah dari Dikti untuk pembenahan sistem belajar-mengajar
JATIMNET.COM – Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Surabaya masih memperihatinkan. Tiga dosen kampus BIM STKIP Surabaya, Fransisca Romana Sunarmi, Apsari Prihantini, dan Mei Indrawati menemukan PAUD di tengah kuburan Cina Putat Jaya yang tidak layak dijadikan tempat belajar-mengajar.
Keberadaan PAUD ini sudah lama berdiri dan terletak di tengah-tengah kuburan. Temuan ini membuat ketiganya berinisiatif melakukan inovasi supaya lokasi pembelajaran anak usia dini ini layak dipergunakan.
“PAUD ini ditengah kuburan Cina. Kami melihat MCK sudah tidak layak, dindingnya dari anyaman bambu, dan kloset sudah pada pecah. Ini berbahaya dan tidak layak untuk anak-anak,” kata Ketua Tim Pengusul Program Kemitraan Masyarakat (PKM) BIM STKIP, Fransisca Romana Sunarmi kepada JATIMNET.COM, Rabu, 25 Juli 2018.
Siska panggilan akrab Fransisca Romana Sunarmi menuturkan, PAUD dengan lokasi di tengah kuburan Cina ini bernama Melati Ceria. Sebenarnya PAUD ini merupakan Balai RW yang kerap digunakan warga.
Karena banyak anak sekolah di area tersebut, masyarakat menggunakan Balai RW untuk pendidikan anak usia dini. Pengajarnya-pun hanya lulusan SMP yang tidak mengetahui latar belakang mengajar dengan benar.
Lokasi serupa juga ditemukan di Manukan Kulon. PAUD Dewi Sartika memiliki kondisi yang nyaris, serupa. Dinding MCK PAUD terbuat dari seng, dan kondisi toilet mengenaskan. “Kami bertiga mendiskusikan hasil temuan di lapangan untuk membuat terobosan,” akunya.
Siska bersama kedua rekannya memberanikan diri terjun melakukan pembenahan di PAUD. Salah satunya dengan mengajukan program dan pembangunan MCK ini dalam Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dosen.
Dalam pengajuan ini, banyak inovasi yang dilakukan untuk bisa menjadikan kondisi PAUD lebih layak. Begitu juga dengan proses belajar-mengajar menjadi lebih baik.
Pembenahan MCK menjadi prioritas, begitu juga pembenahan pembelajaran juga dilakukan sebagai bukti pengabdian kepada masyarakat. “Ada workshop selama tiga hari untuk mengubah pola pikir pembelajaran di sini (PAUD),” lanjut Siska.
Dari kegiatan tersebut ditemukan terobosan untuk brerinovasi. Pendidik atau Bunda PAUD diberi pengetahui menciptakan lagu dan bermain musik, yang bertujuan agar anak-anak PAUD tidak bosan.
Selain itu, ada pembekalan pembuatan media belajar. Seperti membuat panggung boneka yang dibuat dari kayu, yang diberi korden bermotif bunga semenarik mungkin warnanya. Begitu juga dengan cara menjahit boneka. “Mereka bercerita menggunakan boneka, cerita yang mengandung unsur moral,” tutur dia.
Ada juga pohon pengetahuan yang dibuat untuk Bunda PAUD. Caranya dengan mencari ranting dari pohon kemudian dicat dan dimasukan ke dalam vas bunga dan disemen. Saat basah Bunda PAUD mencari ranting untuk ditancapkan, kemudian mencari nomor dari guntingan kalender. Guntingan itu dimanfaatkan sebagai media pembelajaran.
Sementara untuk melatih motorik, Bunda PAUD diajarkan membuat finger painting alami. Sebetulnya program ini sudah ada, hanya menganti zat pewarna dengan zat alami.
“Dari semua kegiatan ini, kami mengajukan dana hibah ke Dikti dan disetujui sebesar Rp40 juta setahun,” jelas Apsari Prihantini, salah satu anggota Tim Pengusul PKM.