Kamis, 31 December 2020 11:20 UTC
JAHE INSTAN. Hamidah, guru honorer yang kini giat menekuni usaha produksi jahe instan untuk mengatasi berkurangnya penghasilan akibat pandemi Covid-19, Kamis, 31 Desember 2020. Foto: Faizin Adi
JATIMNET.COM, Jember – Berawal dari kondisi serba terbatas, kerapkali membuat seseorang menjadi lebih kreatif. Hal ini pula yang dirasakan Hamidah, seorang guru honorer asal Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Sebagai guru di pelosok utara Jember, gaji Hamidah terbilang cukup minim, yakni di bawah Rp500 ribu. Penghasilan itu semakin berkurang sebagai imbas dari pandemi. “Karena pandemi, kegiatan tatap muka tidak ada, jadi gaji guru juga dipotong,” kata Hamidah, Kamis, 31 Desember 2020.
Karena itu, Hamidah bersama sang suami sudah bertekad mencari penghasilan tambahan. Rezeki itu datang ketika pemerintah memutuskan untuk melanjutkan tahapan Pilkada Serentak 2020 yang sempat ditunda karena pandemi.
Hamidah lolos perekurtan sebagai petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di desanya. Namun, penghasilan tambahan itu hanya bersifat sementara. “Kontraknya sampai bulan Desember 2020 saja. Karena itu saya sudah bertekad, Januari 2021, saya sudah harus punya usaha sampingan untuk mengatasi turunnya penghasilan akibat pandemi ini,” katanya.
BACA JUGA: Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Malang dan Jember Kewalahan Terima Pasien
Sempat terbersit ide untuk berdagang di bidang jahe. Ini terjadi seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan rempah dan tanaman curcuma termasuk jahe yang diyakini ampuh meningkatkan daya tahan tubuh untuk menangkal virus.
“Tapi saat itu belum tahu persis mau diapakan jahenya. Lalu saya coba bikin serbuk jahe untuk minuman,” tuturnya.
Karena tidak memiliki bekal khusus, Hamidah harus melakukan beberapa kali percobaan. Salah satu tantangannya adalah menghilangkan ampas ketika serbuk jahe dihidangkan sebagai minuman hangat.
“Beberapa kali gagal, saya kemudian menemukan cara dengan disangrai. Api juga harus dengan ukuran kecil agar tidak gosong. Untuk menjaga higienitas, wajannya juga harus khusus,” ujarnya.
Untuk menambah cita rasa, aroma, dan khasiat, ia mencampurkannya dengan bahan-bahan lain seperti serai, kayu manis, hingga cengkeh. Karena keterbatasan modal, Hamidah menggunakan cara manual yang relatif lebih lama dibandingkan menggunakan mesin khusus.
Hingga akhirnya tercipta prosedur baku yang digunakan Hamidah hingga saat ini untuk menghasilkan bubuk jahe instan.
BACA JUGA: Pasien Positif Covid-19 Terus Naik, Rumah Sakit Darurat Lapangan di Jember Disiapkan
Hamidah mencoba menawarkannya dari mulut ke mulut. Hingga kemudian, ada salah satu tetangganya yang meninggal karena terpapar Covid-19. “Sesuai protokol kesehatan, satu keluarga tersebut kemudian menjalani isolasi secara khusus untuk mencegah penularan Covid-19,” tuturnya.
Saat itu pula, salah satu kerabat dari keluarga yang diisolasi tersebut memesan jahe instan produksi Hamidah. Setelah beberapa hari mengonsumsi jahe instan buatan Hamidah, keluarga tersebut merasakan gejala-gejala penyakit seperti flu dan gangguan pernafasan mulai berkurang.
Selang beberapa hari kemudian, tes swab yang dilakukan terhadap keluarga tersebut menunjukkan hasil negatif.
Dari situ, permintaan akan jahe produksi Hamidah mulai mengalir deras. Seiring berakhirnya tahapan Pilkada, Hamidah bersyukur targetnya memiliki usaha sampingan sudah terwujud,
“Rutin produksi sejak dua tiga bulan terakhir ini. Sampai kewalahan melayani permintaan,” ujarnya.
Memasuki tahun baru 2021, Hamidah bertekad meningkatkan kapasitas produksinya. Selain keterbatasan alat, usahanya juga terkendala karena belum mengurus izin dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember.
“Rencana saya mau urus, biar bisa dipasarkan ke jaringan toko resmi,” ucapnya.
Memasuki tahun 2021, Hamidah berharap pandemi bisa segera berakhir. Untuk itu, sembari memproduksi jahe kemasan, Hamidah juga tidak lupa mengajak kerabatnya senantiasa mematuhi protokol kesehatan.
“Dampak pandemi kita jadi makin kreatif. Sambil tetap kita disiplin pada protokol kesehatan,” ujarnya.
