Selasa, 05 February 2019 04:30 UTC
Jarwo Susanto, pemilik brand Tempe Jarwo, pengusaha tempe asal Kupang Gunung Tembusan, Surabaya, menjadi langganan Wali Kota Tri Rismaharini. Foto: Khoirotul Lathifiyah
JATIMNET.COM, Surabaya – “Tempe Jarwo”, nama produk olahan dari kedelai satu ini ternyata digemari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Instansi-instansi pemerintahan di Surabaya juga tak jarang memesan tempe ini.
Jarwo Susanto, pemilik brand “Tempe Jarwo”, pengusaha tempe asal Kupang Gunung Tembusan, Surabaya ini mengaku omzet penjualan tempenya bisa mencapai Rp 30 juta jika ada pesanan dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
“Normalnya Rp 10 juta per bulan,” ujar Jarwo Susanto, kepada Jatimnet.com, Senin 4 Februari 2019.
Ia juga mengaku instansi pemerintahan di Surabaya sudah sering memesan “Tempe Jarwo”. Jika pesanan banyak, Jarwo tak segan minta bantuan masyarakat sekitar bekerja di tempatnya.
BACA JUGA: Produksi Keripik Tempe Sanan Melonjak Dua Kali Lipat
Ada beragam varian tempe olahannya, nugget tempe, sambel kering tempe, mendol tempe, dan sambel tumpang tempe, serta kacang kedelai goreng.
Ia menuturkan, penyebutan Tempe Jarwo terinspirasi dari salah satu acara televisi yakni “Sopo Jarwo”, nama tersebut pun langsung digunakannya karena dianggap unik sekaligus sama dengan namanya sendiri.
Adapun harga nugget tempe, mendol tempe, dan sambel tumpang Rp 15 ribu per bungkus. Sedangkan sambel kering tempe Rp 18 ribu, kacang kedelai goreng Rp 10 ribu, dan untuk tempe biasa menyesuaikan dengan harga di pasaran.
Usaha Jarwo ini dirintisnya sejak 2014, tepatnya tiga bulan setelah penutupan lokalisasi Dolly. Ia mengaku sebagai salah satu warga yang menolak penutupan lokalisasi Dolly, karena kawasan tersebut sebagai sumber rejeki dalam hidupnya.
BACA JUGA: Segudang Manfaat Tempe Bagi Tubuh
“Saya dulu mempunyai usaha warung kopi dan sempat menjadi daftar hitam aparat dan terus dikejar selama dua bulan,” tambahnya.
Karena kondisi tersebut, Jarwo mengasingkan diri dan mengungsi di rumah saudara iparnya di Sidoarjo. Dan kebetulan keluarganya merupakan pengusaha tempe, sehingga selama di sana ia belajar pengolahan tempe mulai proses dari bahan dasar hingga penjualannya.
Singkat cerita, Jarwo memberanikan diri kembali ke Surabay setelah dirasa situasi sudah kondusif. Berbekal pengetahuan dan kedelai sebanyak tiga kilogram dari saudaranya, ia memulai usaha pembuatan tempe di sebuah rumah yang dikontraknya.
BACA JUGA: 380 Pekerja Migran Asal Jatim Dipulangkan
“Saya praktikkan dan coba bagikan ke tetangga sekitar sebagai permulaan. Dan ternyata sangat bagus respons warga. Saya langsung buka usaha dan berjualan di daerah Dolly,” katanya.
Di awal-awal usahanya, ia kesulitan memasarkan secara luas. Namun, pada 2016 dirinya mendapat bimbingan dan bantuan dari komunitas mahasiswa Gerakan Melukis Harapan (GMH) dalam hal pembukuan dan pemasaran.
“Bermula dari situ, saya menjualnya tidak hanya keliling, tetapi juga memalui media sosial seperti facebook, whatsapp, dan juga website tempe bang Jarwo,” paparnya.
Kini, produk ini sudha dikenal luas dan menjadi langganan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan instansi-instansi lainnya.