Logo

Telaga Sarangan Surut, Wisatawan Penumpang Kapal Boat Menurun

Reporter:,Editor:

Rabu, 18 September 2019 07:46 UTC

Telaga Sarangan Surut, Wisatawan Penumpang Kapal <em>Boat</em> Menurun

MENGERING: Kondisi Telaga Sarangan di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan yang airnya kian surut saat musim kemarau. Foto: Istimewa.

JATIMNET.COM, Magetan - Volume air di Telaga Sarangan di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan mengalami penyusutan hingga 50 persen saat musim kemarau ini berdampak pada menurunnya minat wisatawan hendak naik kapal boat, yakni fasilitas yang disediakan untuk memutari telaga di atas air.

Ketinggian air di dalam telaga tinggal 7,8 meter dari kondisi sebelumnya 12,5 meter.

Kondisi ini berdampak pada menurunnya minat wisatawan yang Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Magetan, Venly Tomi Nicholas mengatakan sejak kondisi itu terjadi jumlah pengunjung sekitar 5.000 orang rata-rata setiap akhir pekan. Padahal beberapa waktu sebelumnya masih berkisar antara 5.500 – 6.000 orang.

“Ada penurunan tapi tidak signifikan. Berkurangnya pengunjung juga dampak dari belum masuk masa libur panjang,” ujar Venly.

BACA JUGA: Meluasnya Tambang Gerus Resapan Air dan Kerusakan Lingkungan

Sedangkan menurut data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) setempat, volume air di lokasi wisata itu tinggal sekitar 1,5 juta meter kubik. Ini dari kapasitas maksimal sekitar tiga juta meter kubik.

“Selain karena musim (surutnya air) juga dampak dari sedimentasi,” kata Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Magetan, Yuli Iswahyudi saat dihubungi Jatimnet.com, Rabu 18 September 2019.

Menurut dia, sedimentasi ini merupakan dampak dari erosi tanah dari daerah hulu yang masuk ke telaga. Selain itu, tumpukan sampah berbahan plastik maupun kaleng yang diduga dibuang oleh para wisatawan dan pedagang makanan di kawasan Telaga Sarangan. Sampah-sampah itu terlihat jelas di dasar telaga yang mengering.

BACA JUGA: Ratusan Pendaki Peringati HUT Kemerdekaan RI di Puncak Gunung Lawu

Meski air telaga surut, Yuli menuturkan, fungsi irigasi masih dapat dijalankan. Beberapa hari ini, pintu keluar air sengaja dibuka lantaran ada permintaan dari petani di lima desa sekitar Telaga Sarangan dengan kapasitas 380 meter kubik/detik.

“Kami benar-benar mengawasi penggunaan air untuk irigasi. Ada beberapa petani yang mencuri (air) dan sambungannya (pipa dari dalam telaga) langsung kami putus,” ujar dia.