Rabu, 02 July 2025 05:00 UTC
Para peserta menyimak materi pelatihan kehumasan yang diselenggarakan RPS Tuban, Rabu, 2 Juli 2025. Foto: Zidni Ilman
JATIMNET.COM, Tuban - Di tengah derasnya arus informasi dan tuntutan transparansi publik, peran humas kini tak lagi cukup hanya menjadi penyambung lidah lembaga.
Mereka dituntut menjadi produsen informasi yang tak hanya akurat, tetapi juga menarik dan relevan.
Melihat kebutuhan itu, Ronggolawe Press Solidarity (RPS) Tuban mengambil langkah nyata dengan menggelar pelatihan kehumasan yang digelar di salah satu hotel di Kabupaten Tuban, Rabu, 2 Juli 2025.
Pelatihan ini menjadi semacam forum strategis yang mempertemukan para praktisi kehumasan dari berbagai instansi pemerintah dan perusahaan untuk memperkuat kapabilitas mereka dalam menyusun, mengolah, dan menyampaikan informasi ke publik.
Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan juga ruang diskusi dan refleksi atas pergeseran peran humas di era digital dan kecerdasan buatan (AI).
Dalam sambutannya, Ketua RPS, Khoirul Huda, menegaskan bahwa pelatihan ini bukan agenda seremonial biasa.
BACA: Budayakan Literasi dan Bentuk Kader Penulis, PCNU Jember Gelar Pelatihan Jurnalistik
“Pelatihan ini diselenggarakan karena humas kini memegang peran strategis, tidak hanya sebagai penghubung antarlembaga, tetapi juga sebagai produsen informasi bagi masing-masing lembaga yang harus akurat, tapi juga punya nilai berita yang layak bagi media,” katanya.
Pria yang biasa disapa Huda ini mengingatkan banyak rilis institusi saat ini masih bersifat seremonial dan kurang menyentuh esensi informasi publik.
Sebagai organisasi wartawan, RPS memberi masukan langsung agar materi kehumasan tak hanya berhenti di ranah teknis, tapi menyentuh kualitas narasi.
“Sebagai organisasi wartawan, kami menyarankan setiap rilis yang dibuat tidak sekadar seremonial, tapi disusun berdasarkan data dan layak dikonsumsi publik. Apalagi, sebagian peserta berasal dari generasi Z yang sudah akrab dengan media sosial, sehingga kepekaan terhadap kualitas konten menjadi semakin penting,” ujarnya.
Perubahan pola kerja humas yang kini tak bisa lepas dari teknologi juga menjadi perhatian penting.
Dalam sesi pemaparannya, Huda menekankan bahwa kecanggihan AI jangan sampai menggantikan intuisi dan nalar manusia.
"AI adalah alat bantu, bukan pengganti. Humas tetap harus menguasai sensitivitas terhadap konteks, nilai berita, dan kemampuan menulis yang baik. Mesin tidak bisa menggantikan kepekaan manusia," katanya.
BACA: Asah Skill Jurnalis Warga, AJI Kediri Resmikan Jayabaya Institute
Tiga anggota RPS yang juga praktisi komunikasi hadir sebagai pemateri dalam pelatihan ini, yaitu Sri Wiyono, Arif Wibowo, dan Teguh Budi Utomo.
Ketiganya membawakan materi yang relevan dengan tantangan kehumasan masa kini, yakni teknik penyusunan dan pengolahan data, fotografi jurnalistik, hingga bagaimana menyusun rilis yang tepat dan menarik bagi media massa.
Kegiatan ini lebih menyerupai lokakarya interaktif ketimbang kelas satu arah.
Dukungan juga mengalir dari pemerintah daerah. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfo-SP) Tuban Arif Handoyo yang hadir mewakili Bupati Tuban memberikan apresiasi terhadap kontribusi RPS.
“Humas tidak lagi sekadar juru bicara lembaga, tetapi dituntut mampu menyusun narasi yang kuat, logis, dan efektif. Kolaborasi antara humas dan insan pers sangat penting untuk mewujudkan Tuban yang informatif dan bebas dari hoaks,” tuturnya.
Arif juga menyampaikan harapan besar Pemkab Tuban untuk meraih predikat Kabupaten Informatif pada periode 2025–2026. Untuk itu, dibutuhkan kerja kolaboratif antara semua unsur informasi publik, baik lembaga pemerintah maupun media.
“Kami percaya SDM di RPS sudah teruji. Dengan pelatihan ini, kita tingkatkan bersama kapasitas kehumasan di Tuban demi pelayanan informasi publik yang lebih baik,” katanya.
BACA: Halal Bihalal, Freeport Indonesia Gelar Workshop AI bagi Jurnalis Gresik
Keberagaman peserta menjadi kekuatan lain dari pelatihan ini. Tak hanya dari unsur pemerintah, hadir pula perwakilan dari perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi di Tuban, seperti PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL), Pertamina EP Cepu, Pertamina EP Sukowati, PHE TEJ, Pertamina Rosneft (PRPP), Solusi Bangun Indonesia (SBI), PLN Nusantara Power, TPPI, dan Bank Jatim.
Dari sektor layanan publik hadir pula RSUD Dr. R. Koesma, Kemenag Tuban, Polres Tuban, hingga Perumda Air Minum Tirta Lestari.
Kehadiran peserta dari berbagai latar belakang ini memperkaya perspektif diskusi dan menunjukkan pentingnya membangun ekosistem informasi yang tidak terkotak-kotak.
Pelatihan ini menjadi momentum penting untuk mempererat komunikasi antara pers, humas, dan lembaga publik lainnya demi menciptakan ekosistem informasi yang sehat, profesional, dan bertanggung jawab.
Melalui inisiatif ini, RPS tidak hanya menempatkan diri sebagai organisasi wartawan, tapi juga sebagai mitra strategis dalam pembangunan komunikasi publik yang berdaya dan bermartabat.