Logo

Surabaya Jadi Contoh Nasional Menuju PTM 100 Persen

Reporter:,Editor:

Rabu, 17 November 2021 09:00 UTC

Surabaya Jadi Contoh Nasional Menuju PTM 100 Persen

Kota Surabaya bakal jadi percontohan Nasional dalam menuju Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen. Foto: Humas Pemkot Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya - Kota Surabaya bakal jadi percontohan Nasional dalam menuju Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen. Ini lantaran Kota Pahlawan dinilai pemerintah pusat berhasil cepat dalam menangani pandemi Covid-19 serta penyelenggaraan PTM.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan, pada Senin 15 November 2021, pihaknya menerima kunjungan kerja tenaga ahli Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Andani Eka Putra. Dalam pertemuan itu, salah satunya membahas mengenai pelaksanaan PTM di Surabaya.

"Kemarin (Senin) tenaga ahli Kemenkes dr. Andani datang ke Surabaya. Salah satunya ketika Surabaya ini sudah 100 persen vaksinnya, sudah level 1, (vaksin) lansia sudah 94 persen. Maka ada kesepakatan bersama 4 Menteri, itu akan 100 persen sekolahnya Surabaya," kata Eri, Rabu 16 November 2021.

Ia menyatakan, pada intinya pemerintah pusat ingin menjadikan Kota Surabaya sebagai acuan Nasional dalam menuju penyelenggaraan PTM 100 persen. Sebab, pemerintah pusat menilai, Surabaya adalah daerah yang paling siap untuk melaksanakan kebijakan itu.

Baca Juga: Dispendik Surabaya Lakukan Swab RT-PCR untuk Siswa dan Guru SMP yang Gelar PTM

"Kota Surabaya dijadikan acuan. Karena selama ini asesmennya, cek lapangan, setelah itu melakukan (Surveilans) 10 persen di sekolah tadi itu ternyata Surabaya yang paling siap," ia menjelaskan.

Menurut dia, terkait penanganan Covid-19 maupun penyelenggaraan PTM, Kota Surabaya dipandang paling berhasil oleh pemerintah pusat. Makanya kemudian, Surabaya bisa menjadi contoh bagi kabupaten/kota atau kepala daerah lain di Indonesia.

"Ternyata dipandang pemerintah pusat ini (Surabaya) yang terbaik. Sehingga Kota Surabaya bisa dicontohkan ke tempat-tempat (daerah) lainnya," ia mengungkapkan.

Baginya, yang terpenting adalah PTM di Surabaya dapat berjalan. Sebab, ketika para pelajar hanya mengikuti pendidikan melalui daring, maka akan sangat sulit bagi mereka untuk lebih intens memahami pembelajaran yang diberikan.

Baca Juga: PTM Hari Pertama di Surabaya Dinilai Sudah Sesuai Inmendagri dan SKB 4 Menteri

"Yang penting pendidikan ini berjalan. Karena bagaimanapun kalau tidak bertemu (PTM), ini agak susah. Yang kedua selalu saya katakan minta izin orang tua," ia menegaskan.

Meski demikian, pihaknya kembali menegaskan bahwa sekolah bukanlah satu-satunya tempat penularan Covid-19. Sebab, bisa saja anak itu tertular Covid-19 ketika bermain atau beraktivitas di luar sekolah.

"Jadi sekolah bukan satu-satunya tempat penularan. Kalau sekolah dilarang tapi anaknya di rumah dibiarkan, tidak pakai masker dan nanti waktunya sekolah kena, terus sekolah yang disalahkan," ia menegaskan.

Makanya, ia berpesan kepada seluruh masyarakat agar saling introspeksi diri, saling menjaga dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) di manapun berada. Dengan gotong-royong dan kerja sama, ia meyakini pandemi Covid-19 bisa terlewati.

"Saya berharap semua yang ada di Surabaya selalu introspeksi diri, menjaga prokes, tidak saling menyalahkan. Inilah Surabaya, yang penuh gotong-royong, Insya Allah Covid-19 bisa dilewati," ia menandaskan.