PTM Hari Pertama di Surabaya Dinilai Sudah Sesuai Inmendagri dan SKB 4 Menteri

Restu C Widari

Senin, 6 September 2021 - 06:20

ptm-hari-pertama-di-surabaya-dinilai-sudah-sesuai-inmendagri-dan-skb-4-menteri

PTM PERDANA: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meninjau langsung pelaksanaan PTM di hari pertama di sejumlah sekolah, Senin 6 September 2021. Foto: Humas Pemkot Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya - Memasuki hari pertama Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melakukan tinjauan ke beberapa sekolah, Senin 6 September 2021. Tinjauan dilakukan untuk memastikan PTM maupun simulasi berjalan sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) dan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi didampingi Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Supomo berkeliling meninjau ke beberapa sekolah. Yakni, SMP 17 Agustus Surabaya, SDN Airlangga I, SMP Kristen YBPK I, SDN Kaliasin I dan SMPN 6 Surabaya.

Tak hanya didampingi Kadispendik Surabaya, pelaksanaan PTM hari pertama ini juga dihadiri Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair), dr Windhu Purnomo serta Pembina Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Jawa Timur Estiningtyas Nugraheni.

"Tinjauan ke sekolah-sekolah ini untuk memastikan proses PTM itu bisa berjalan sesuai dengan Inmendagri. Dan hari ini tidak sendiri, saya ditemani Prof Windhu, beliau yang memastikan apakah memang di sekolah ini bisa berjalan atau tidak, itu yang pertama," kata Eri, Senin 6 September 2021.

Baca Juga: Besok, Sejumlah SMP Negeri dan Swasta di Kota Surabaya Siap Laksanakan PTM Terbatas

Selain meninjau langsung pelaksanaan PTM dan simulasi, ia juga ingin memastikan tidak adanya penjualan seragam di koperasi sekolah. Bahkan, untuk memastikan hal itu, ia menanyakan langsung kepada pihak kepala sekolah.

"Kedua, saya juga memastikan tadi sempat nanya kepala sekolah, terkait seragam. Karena itu saya sampaikan tidak ada lagi koperasi menjual seragam sekolah," ia menjelaskan.

Ia menyatakan bahwa seluruh seragam peserta didik dari keluarga Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) ditanggung oleh Pemkot Surabaya. Karenanya, pihaknya tak ingin ada peserta didik dari MBR yang masih dibebani biaya seragam sekolah.

"Karena nanti yang bertanggung jawab ada pemkot. Bagaimana kalau ada MBR yang sudah bayar? Insya Allah akan kita kembalikan uangnya," ia mengungkapkan.

Baca Juga: 5.425 Siswa Satgas Covid-19 Sekolah Dikukuhkan

Oleh sebab itu, ke depan seluruh lembaga pendidikan baik jenjang SD atau SMP akan memberikan form kepada setiap wali murid. Melalui form tersebut, orang tua dapat menyampaikan kondisi keluarganya apakah masuk dalam MBR atau tidak. Dari dasar itu pula bisa dipetakan mana keluarga yang membutuhkan intervensi.

"Surabaya ini kan bergotong-royong, bahu membahu. Jadi nanti (pelajar) masuk, dikasih form, siapa yang tidak mampu, karena ada daftar MBR yang pasti tidak mungkin kita minta seragam," ia menerangkan.

Di sisi lain, intervensi seragam sekolah juga diberikan kepada peserta didik yang orang tuanya terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Namun, intervensi ini tak hanya dilakukan oleh pemkot, tapi bisa pula melalui orang tua asuh.

"Yang hari ini bukan masuk MBR tapi orang tuanya kena PHK, itu berarti yang hadir ya pemkot sama orang tua asuh. Jadi inilah kehebatan dari Surabaya yang gotong royong, dari semua gurunya," ia menuturkan.

Baca Juga: Guru SMK se-Surabaya Antusias Ikut Workshop Pembelajaran Digital Perbankan

Dari hasil tinjauannya itu, ia memastikan bahwa pelaksanaan simulasi ataupun PTM di Kota Pahlawan telah berjalan sesuai Inmendagri dan SKB 4 Menteri. Meski demikian, ia juga mengingatkan Satgas Covid-19 Sekolah agar tak henti-hentinya mengingatkan peserta didik supaya tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes).

"Terkait seragamnya juga sudah clear semua. Dan, Insya Allah sesuai arahan Prof Windhu, Pembelajaran Tatap Muka bisa dilakukan dengan kehati-hatian," ia memastikan.

Sementara itu, Pakar Epidemiolog Unair Prof Windhu Purnomo menjelaskan saat ini situasi pandemi di Kota Surabaya telah turun ke level 2. Meski kasus Covid-19 di Surabaya turun, ia tak ingin masyarakat lengah dan akhirnya euforia.

"Sudah level 2 dengan positivity rate sekitar 1,6 persen, tidak sampai seminggu turun dari level 3 ke 2. Kalau aman, ya aman, tapi harus terus (prokes dijaga), jangan euforia. Harus waspada dengan prokes. Kami berharap bisa langsung level 1 atau bahkan 0," kata Prof Windhu.

Baca Juga: Dispendik Surabaya Tegaskan Tak Ada Kewajiban Beli Seragam Baru

Karenanya, ia meyakini dengan gotong-royong dan kerjasama pemerintah bersama seluruh elemen masyarakat, maka pandemi di Surabaya bisa segera terputus. "Kalau mau kerjasama semua memerangi virus, ya bisalah kita semua. Insya Allah kita bisa terkendali, sangat membaik," ia menegaskan.

Di lain pihak, Kepala Dispendik Kota Surabaya Supomo menyatakan akan melakukan evaluasi setiap hari kepada 15 lembaga pendidikan jenjang SMP yang telah melaksanakan PTM. Setiap lembaga pendidikan ini diwajibkan mengirimkan video suasana PTM kepada Dispendik Surabaya.

"Kita lakukan evaluasi setiap hari pelaksanaan PTM di Surabaya. Tim dari Dispendik juga setiap hari turun ke sekolah. Selain itu, mereka (pihak sekolah) setiap hari juga wajib mengirimkan video PTM, sebagai bahan evaluasi ke depannya," kata Supomo.

Supomo menyebut, evaluasi tak hanya dilakukan kepada lembaga pendidikan yang melaksanakan PTM. Tapi, juga berlaku bagi sekolah yang masih melaksanakan simulasi. "Kita evaluasi juga yang melaksanakan simulasi. Baik itu SD atau SMP yang simulasinya berjalan baik, akan ditingkatkan ke PTM," ia menekankan

Baca Juga