Sabtu, 03 November 2018 10:10 UTC
Gandi, pekerja proyek menunjukkan batu bata yang diduga berasal dari zaman Majapahit ditemukan di galian saluran air di Jalan Pandean 1, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng. Foto: Nani Mashita
JATIMNET.COM, Surabaya – Keberadaan sumur kuno di di Jalan Pandean 1 Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya, masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Hal ini untuk mengungkap apakah sumur itu peninggalan era Majapahit atau bukan.
Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Andi M Said mengatakan, dari laporan yang diterimanya memang ada ciri-ciri benda Majapahit. Namun ia tak mau terburu-buru menyebutkan benda-benda yang ditemukan adalah peninggalan Kerajaan Majapahit.
"Kita gak boleh gegabah seperti itu. Harus ada kajian apakah benda itu bagian dari Majapahit, ditentukan masanya," katanya dikonfirmasi via ponsel, Sabtu 3 November 2018.
Termasuk soal penemuan tulang belulang oleh para pekerja proyek, Andi mengatakan harus diteliti lebih lanjut.
Menurutnya, harus ada kajian serius untuk menentukan sebuah tempat atau lokasi sebagai cagar budaya. Dia menyerahkan sepenuhnya kewenangan menentukan penting tidaknya penelitian itu kepada Pemkot Surabaya dan masyarakat sekitarnya. Hal ini sesuai dengan UU nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
"Karena bukan tidak mungkin bisa menemukan satu kesatuan lain yang lebih besar," katanya.
Nantinya jika Pemkot Surabaya merasa perlu meneliti lebih lanjut, diharapkan masyarakat yang tinggal di sekitarnya bergeser dari tempat itu. Kata Andi, pemindahan warga untuk kepentingan penelitian ini lah yang jadi kewenangan pemerintah daerah. "Nanti kita bantu dan dampingi selama penelitian tempat itu," ujarnya.
Tulang belulang yang ditemukan di sumur kuno. Foto: Nani Mashita
Pantauan Jatimnet di lokasi, bagian atas sumur saat ini ditutup menggunakan triplek. Para pekerja saluran air mengerjakan proyek di sisi timur. Adapun sumur tua berada di titik temu pembangunan saluran air tersebut.
Mereka terlihat tidak terganggu meski pada Rabu 31 Oktober 2018 lalu, salah satu pekerja bernama Gandi menemukan sumur tua tersebut.
"Waktu itu nemunya ya habis maghrib, Mbak, terus orang-orang ramai dan lapor ke RW," ujarnya.
Setelah menemukan sumur, di dalamnya ditemukan tulang belulang yang diduga manusia. Tulang itu ditutup dengan batu-batu bata yang dimasukkan ke dalam sumur. Kata Gandi, sumur itu terdiri dari beberapa bis. Di bagian atas, terlihat sebuah tali merah mengelilingi bis itu. "Katanya biar gak retak. Tapi retaknya bukan karena galian saya, asli begitu waktu ditemukan," katanya.
Dia tidak berkomentar banyak soal temuannya tersebut. Yang jelas, pekerjaannya kali ini membuatnya banyak menemukan tulang belulang. Sabtu ini, dia bersama kawan-kawannya kembali menemukan tulang belulang. Ukurannya kecil-kecil. Dia tidak tahu apakah ini tulang manusia atau binatang.
"Tersebar, tidak di dalam sumur. Sepanjang galian ini lah," ujarnya.
Ketua RW 13 Pandean Kelurahan Peneleh Kecamatan Genteng, Farida Djaffar S., mengatakan masyarakat awalnya kaget dengan temuan tersebut. Tapi ia menegaskan sudah melaporkan temuan sumur tua ini ke Pemkot Surabaya. "Informasinya masih nunggu rekomendasi dari pihak berwenang, mau diapakan temuan ini," ujarnya.
Oleh karena itulah, pihaknya berinisiatif untuk menutup sumur itu. Dia tidak ingin ada hal tak diinginkan terjadi dan menjaga kondisinya tidak berubah sejak ditemukan.
"Warga saya minta untuk memutar ke jalan lain, supaya tidak mengganggu sumur itu sampai ada rekomendasi pasti," tuturnya.
