
Reporter
Hari IstiawanSelasa, 16 April 2019 - 06:34
Editor
Hari Istiawan
Pendiri WikiLeaks, Julian Assange. Foto: Flickr
JATIMNET.COM, Surabaya – Upaya peretasan pada lembaga pemerintah Ekuador menignkat dua kali lipat sejak negara tersebut mencabut suaka pendiri WikiLeaks, Julian Assange, di kedutaan besarnya di London.
Mengutip Reuters.com, Selasa 16 April 2019, Wakil Menteri Telekomunikasi Patricio Real mengatakan, situs kepresidenan Ekuador, bank sentral dan kementerian luar negeri, serta lembag alainnya telah menerima 40 juta kali per hari upaya peretasan sejak Assange diseret keluar dari kedutaan pada Kamis oleh polisi London.
Assange mengungsi di Kedubers Ekuador pada 2012 untuk menghindari ekstradisi ke Swedia dalam penyelidikan kekerasan seksual.
BACA JUGA: Bobol Sistem, Dua Peretas ini Dihadiahi Tesla Model 3
Real tidak mengaitkan upaya peretasan dengan kelompok tertentu dan menurutnya sulit untuk mengidentifikasi peretas. Namun dia mengatakan kelompok peretasan Anonymous, yang telah melancarkan serangan pada lembaga-lembaga pemerintah di Amerika Serikat dan Inggris, telah membuat ancaman.
"Pada sore hari, 11 April posisi kami naik dari 51 ke 31 di seluruh dunia dalam hal volume serangan siber," kata Real.
Setelah penangkapan Assange, Jaksa penuntut AS mengumumkan tuduhan terhadap Assange karena diduga berkonspirasi dengan mantan analis intelijen Angkatan Darat Chelsea Manning untuk mendapatkan akses ke komputer pemerintah sebagai bagian dari salah satu pembobolan terbesar dari informasi rahasia dalam sejarah AS.
BACA JUGA: Microsoft Bakal Hentikan Layanan eBook
Real mengatakan upaya peretasan tidak menyebabkan pencurian data pemerintah, tetapi mempersulit karyawan dan warga negara untuk mengakses akun di situs tersebut. Dia menambahkan bahwa negara Amerika Selatan akan menerima bantuan keamanan siber dari Israel.
Pada hari Sabtu, seorang hakim Ekuador memerintahkan seorang warga negara Swedia yang dekat dengan Assange yang dipenjara karena diadili karena terlibat dalam peretasan sistem komputer pemerintah.
Menteri Dalam Negeri Maria Paula Romo mengatakan pemerintah telah mengidentifikasi dua peretas Rusia yang tinggal di Ekuador, meskipun mereka belum ditangkap.