Rabu, 07 November 2018 08:37 UTC
Konsumsi rumah tangga tumbuh 5,01 persen yang mendorong pertumbuhan ekonomi. FOTO: DOK.
JATIMNET.COM, Jakarta – Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan stimulus fiskal melalui belanja pemerintah perlu diarahkan untuk menumbuhkan sektor produktif agar menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Ini perlu menjadi perhatian pemerintah supaya belanja pemerintah tidak hanya memenuhi kepentingan politis sesaat, tetapi juga mampu menopang sumber pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," kata Enny, Rabu 7 November 2018.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ekonomi Indonesia di triwulan III tahun 2018 tumbuh 5,17 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Laju pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga tercatat 5,01 persen (yoy) terutama ditopang oleh penjualan eceran yang tumbuh 4,21 persen dan penjualan wholesale mobil penumpang tumbuh 8,40 persen.
Sementara, konsumsi pemerintah juga tercatat tumbuh 6,28 persen (yoy) karena realisasi belanja barang dan jasa tumbuh 24,88 persen dan belanja pegawai juga tumbuh 16,54 persen.
Sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi untuk triwulan III-2018 berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 2,69 persen disusul pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 2,24 persen, dan konsumsi pemerintah 0,48 persen.
Enny mengapresiasi angka pertumbuhan ekonomi tersebut karena berada di kisaran 5,1 persen. Namun ia menyoroti kontribusi utama dari pertumbuhan ekonomi di triwulan III-2018 maupun triwulan sebelumnya masih beradal dari sektor konsumsi rumah tangga dan pemerintah.
"Ini tidak selalu buruk kalau diimbangi dengan pertumbuhan di sektor produktif. Tetapi kalau hanya memacu sektor konsumtif saja, dikhawatirkan sumber pertumbuhan itu hanya temporer," ujar dia.
Enny berpendapat sektor produktif yang tidak dipacu akan berpengaruh pada penurunan jumlah penciptaan lapangan kerja. Hal tersebut dinilai mampu memengaruhi pertumbuhan konsumsi di periode berikutnya. (ant)