Senin, 28 January 2019 06:01 UTC
Tampilan depan SalamWeb. Foto: Bloomberg
JATIMNET.COM, Surabaya – Startup asal Malaysia menawarkan browser dengan konsep Islami sebagai solusi atas penyalahgunaan internet ke arah negatif. SalamWeb, nama browser itu, dibuat untuk memanjakan pengalaman berjelajah dengan nilai-nilai Islami.
“Aplikasi ini, termasuk perpesanan, berita dan fitur lain menarget pengguna di Indonesia dan Malaysia,” kata Direktur Utama Salam Web Technologies MY Sdn, Hasni Zarina Mohamed Khan, mengutip Bloomberg, Senin 28 Januari 2019.
Mohammed Khan menargetkan bisa menarik 10 persen dari total populasi Muslim sedunia yang saat ini mencapai 1,8 miliar orang.
Dia menunjuk beberapa tantangan yang dihadapi, seperti Google hingga Facebook Inc. yang menghadapi kritik karena hanya melakukan sedikit upaya untuk menangani konten berbahaya dan informasi palsu.
BACA JUGA: Ada Teknologi One Hole Punch di Honor View 20
Kelompok hak asasi manusia Amnesty International melihat interaksi yang kasar dan menyimpulkan bahwa Twitter adalah "tempat beracun bagi perempuan."
Hasni Zarina menyatakan bahwa, internet memiliki sisi baik dan buruk, dan SalamWeb menawarkan sebuah alat untuk menciptakan internet yang lebih baik. "Kami ingin membuat internet menjadi tempat yang lebih baik," katanya.
SalamWeb mengandalkan filter konten yang diverifikasi lebih dulu. Yaitu apakah sebuah halaman web aman, kurang aman atau tidak aman, sekaligus memperingatkan pengguna ketika mereka mendekati situs perjudian atau pornografi.
Browser ini juga memiliki fungsi khusus Muslim, seperti waktu salat dan indikator untuk arah kiblat, atau arah yang harus dihadapi orang Islam ketika berdoa.
BACA JUGA: Apple Mulai Lirik Teknologi Sensor 3D Sony
Produk ini sudah tersertifikasi oleh dewan independen, Dewan Pengawas Amanie Shariah. SalamWeb dibangun di atas perangkat lunak Chromium open-source yang menjadi dasar browser web Google Chrome.
Hukum syariah melarang kegiatan yang dianggap tidak etis, seperti perjudian, pelacuran dan bisnis yang terkait alkohol dan babi, serta produk keuangan berbasis minat.
"Kami mempromosikan nilai-nilai universal, meskipun SalamWeb ditargetkan untuk umat Islam, itu dapat digunakan oleh siapa saja. Internet bisa menjadi tempat yang berbahaya. Sudah jelas bahwa dibutuhkan alternatif," kata Hasni Zarina.