Sabtu, 19 October 2019 10:39 UTC
Peneliti SSC Surokim Abdussalam. Foto: Ist
JATIMNET.COM, Surabaya – Surabaya Survey Center (SSC) menyebut Bakal Calon Wali Kota (Bacawali) Whisnu Sakti Buana berpeluang menjegal jago Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Peneliti SSC Surokim Abdussalam menyampaikan hal tersebut karena ketika Risma benar-benar masuk kabinet Jokowi, otomatis akan digantikan Whisnu Sakti Buana. Konstelasi ini kian seru di internal PDI-P, karena Whisnu mendapatkan panggung kembali untuk diperhitungkan.
“Jika ini terjadi, jago Risma tidak akan mudah bersaing dengan jago-jago PDI-P lain yang juga kompetitif,” kata Surokim saat dikonformasi melalui telepon, Sabtu 19 Oktober 2019.
BACA JUGA: Ingin Fokus di Partai, Hasto Tak Berminat Menjadi Menteri
Menurutnya perkembangan bursa Pilwali Surabaya 2020 akan dinamis dan dimulai dari konstelasi dan konfigurasi penetuan kabinet di Jakarta. Jika Risma masuk dalam skema penugasan, peluang meraih tiket PDI Perjuangan semakin kompetitif dan tidak mudah.
Terkait Risma yang telah mendaftarkan jagoannya ke DPP, Surokim menilai hal tersebut menunjukkan betapa sentralnya peran Risma dalam Pilwali Surabaya 2020.
“Dari tiga faksi di PDI Perjuangan (Tri Rismaharini, Bambang DH, dan Whisnu Sakti Buana), saya pikir faksi Risma punya peluang paling besar mendekatkan calon ke Ibu Mega,” kata peneliti yang juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Trunojoyo ini.
BACA JUGA: Hasto Pertimbangkan Masukan Risma Soal Pilwali Surabaya
Menurutnya yang menarik adalah peta politik di internal PDI Perjuangan untuk Pilwali 2020 nanti akan sangat berbeda dengan pilwali lalu karena belum ada tokoh sekuat Risma di internal PDI Perjuangan, meskipun tak sedikit kader potensial yang dinilai layak maju pilwali.
“Banyaknya kader potensial di internal PDI Perjuangan yang dinilai layak maju Pilwali Surabaya menjadikan pertarungan perebutan tiket akan berlangsung sengit, bahkan dipastikan suara di tingkat DPC, DPD, hingga DPP akan berbeda dalam mengusung calon di pilwali nanti,” tutur dia.
Di tingkat DPC, kata Surokim, barisan PDI Perjuangn sangat kuat dan mereka merasa kader di tingkat bawah lah yang membesarkan partai sehingga mereka harus memiliki nama calon yang dipilih maju Pilwali Surabaya yakni Whisnu Sakti Buana.
BACA JUGA: Sekjen DPP PDIP: Penjaringan Calon Kepala Daerah Bakal Dipilah
Ia menjelaskan meski di DPC kuat, bisa juga hasil tersebut sama dengan hasil penelitian DPD dan DPP PDI Perjuangan. Apalagi banyak tokoh-tokoh senior partai yang juga mencalonkan diri di Pilwali 2020.
Dia memperkirakan, jika suara PDI Perjuangan di daerah hingga pusat dalam proses penjaringan nama bacawali tidak akan sejalan. Bahkan terjadi sejumlah perpecahan dalam mengusung calon yang dinilai layak maju Pilwali Surabaya oleh kader maupun masyarakat umum.
Ia juga memprediksi, PDI Perjuangan akan terus memunculkan calon sebagai bagian dari langkah politik untuk membesarkan partai.
BACA JUGA: PDIP Ingin Revisi Undang-undang Pemilu Menjadi Proporsional Tertutup
SSC juga menyebut Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memastikan calon Wali Kota Surabaya 2020 yang akan direkom nanti akan mendengarkan masukan Wali Kota Tri Rismaharini. Namun, bukan berarti calon PDI Perjuangan lainnya tak berpeluang menduduki posisi wali kota. Bahkan, ini bisa jadi bumerang bagi jagoan Risma.
Sementara itu, Ketua PAC Mulyorejo, Agus Basuki berharap DPP merekom Whisnu Sakti Buana yang mendapat dukungan dari warga Surabaya. “Pak Whisnu kader terbaik PDI-P, dia layak jadi wali kota dan meneruskan program-program Bu Risma. Apalagi, beliau saat ini menjabat wakil wali kota,” ungkap dia.
