Senin, 13 July 2020 01:00 UTC
Darikiri: Rahman, Iwan dan Rohim seorang pelanggan songkok lukis nusantara.
JATIMNET.COM, Gresik - Songkok yang menjadi identitas laki-laki di Indonesia kini tampil lebih menarik, dengan kreasi dan imajinasi di tangan seorang pelukis. Kalau songkok yang hanya berwana hitam saat ini bisa dilukis berbagai gambar.
Seperti yang dilakukan seorang pelukis songkok, Iwan Darmawansyah, dengan kepiawaiannya melukias, ia mampu menjadi warna berda dengan mewarnai sebuah songkok yang dipesan sebelumnya oleh pelanggan, karena terlihat lebih menarik.
Songkok lukis karya-nya kini banyak diterima masyarakat, bahkan mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah menggiurkan, meski baru empat tahun digeluti. Omzet perbulannya mencapai puluhan juta rupiah.
Usahanya itu pun terus berlanjut hingga saat ini, songkok lukisnya pun mampu menembus pasar nasional hingga keluar Jawa. "Kalau luar negeri belum, tapi ada pesanan dari seseorang katanya mau dikirim keluar negeri," terang Iwan ditemui jatimnet.com, Minggu 22 Juli 2020.
Proses songkok lukis buatannya tergantung dari tingkat kerumitannya, jika hanya pesan satu gambar dalam satu kodi songkok lukis dapat diselesaikan dalam satu hari, tergantung antrian pesanan. "Setiap hari pasti ada, saya ditemani dua Porang (sebutan pembantu tukang di Gresik). Saya yang bikin sketsa nanti dia (porang) yang mewarnai," katanya.
Iwan sendiri merupakan pekerja sebagai tukang lukis, sementara Ahmad Rahman Budiman pemilik usaha Songkok Lukis Nusantara yang berada di Jalan Sindujoyo 9-B, Gresik ini menyediakan bahan baku sekaligus yang mengurusi administrasinya.
Rahman mengaku awalnya songkok lukis yang digelutinya merupakan hasil coba-coba dirinya karena sulit memasarkan songkok polosan dipasaran, akibat banyaknya persaingan, maklum wilayah itu mayoritas pengerajin songkok.
"Saya ini salah satu dari puluhan bahkan ratusan pengerajin songkok di wilayah ini (desa Kroman). Saingannya banyak jadi sedikit sulit memasarkannya. Akhirnya saya bikin songkok lukis, kebetulan ada teman yang mahir melukis," papar nya.
Ditemani satu orang pembuat (menjahit) songkok, Rahmad mengaku dalam satu bulan dirinya mampu menjual songkok lukis sebanyak 20 kodi (satu kodi 20 songkok), perkodinya ia jual dengan harga Rp. 1 juta, dengan lukisan sesuai pesanan.
"Jenis songkok juga sesuai permintaan, ada yang jenis AC (ada lubang untuk udara) Full AC (bagian atas songkok terdapat sirkulasi udara seperti jaring-jaring) atau polos. Songkok kita bikin sendiri agar bisa dapat untung. Kalau songkok beli jadi jatuhnya mahal," ujar Rahman.
Songkok lukis miliknya juga bisa menerima pesanan eceran, harga yang ditawarkan mulai Rp 50 ribu hingga paling mahal Rp 100 ribu, melihat tingkat kerumitan dan bahan untuk songkok. "Untuk jenis songkok juga sesuai permintaan, bahannya (bludru) mulai yang biasa sampai yang bagus," tukasnya.
Menurutnya ada moment tertentu untuk bisa diandalkan meraup laba besar, saat Ramadhan dan hari raya misalnya, namun kemarin tidak tersampaikan dikarenakan adanya pandemi Covid-19.
Sementara itu, M. Rohim salah satu pelanggan asal Kecamatan Cerme, Gresik mengakui songkok lukis nusantara selain harganya terjangkau, kualitas lukasannya juga juga memuaskan, awet dan lukisannya terlihat detil.
"Lukisannya itu bikin gemes, detil dan warnanya tidak mudah pudar. Ini saya pesan gambar logo, ada pesanan dari teman yang ada di Bengkulu, dan harganya murah," cletuk Rohim sambil melihat Iwan yang tengah melukis songkok.
Tidak sulit menemukan tempat pesanan songkok lukis nusantara, lokasinya dibelakang Pasar Kota Gresik berderetan dengan tokoh pusat jajanan khas Gresik, yakni toko Sari Kelapa bahkan beberapa meter saja dengan pusat oleh-oleh otak-otak Bandeng Bu Muzanah juga dekat dengan produsen songkok terkenal 'Awing'.