Logo
Tak mau ojek dipandang sebelah mata

Setelah Surabaya, Pengemudi Ojek Online Kediri Protes Prabowo

Reporter:

Sabtu, 24 November 2018 10:27 UTC

Setelah Surabaya, Pengemudi Ojek Online Kediri Protes Prabowo

Aksi ratusan pengemudi ojek online di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu 24 November 2018. Foto: Nani Mashita.

JATIMNET.COM, Kediri – Aksi pengemudi ojek online memprotes pernyataan calon presiden nomor urut dua Prabowo Subianto tak hanya berlangsung di Surabaya. Puluhan pengemudi ojek online di Kediri juga menggelar aksi serupa, Sabtu 24 November 2018.

Aksi itu dilakukan di depan Taman Sekartaji Kota Kediri. Berikutnya, para pengemudi melanjutkan aksinya ke kantor Bawaslu Kota Kediri. Mereka membawa poster bertuliskan, di antanya, "Kami menuntut agar Prabowo meminta maaf", "Ojek online mengurangi pengangguran", dan "Kami mencari uang halal".

"Kerjaan tukang ojek bukan rendah, banyak keluarga hidup dari sini. Kami kecewa dengan pernyataan itu," kata Koordiantor Aksi Muslih di sela aksinya di Kediri.

Menurut dia, aksi itu dilakukan secara spontanitas oleh sesama rekannya. Mereka mengecam pernyataan Prabowo di media yang menyebut miris melihat generasi muda lulusan SMA menjadi tukang ojek.

BACA JUGA: Pengemudi Ojek Online Surabaya Tuntut Prabowo Minta Maaf

Ia dan rekan-rekannya kecewa dengan pernyataan itu. Menurut dia, pernyataan itu tak etis, terlebih dilontarkan seorang calon presiden. Sehingga mereka mendesak Prabowo meminta maaf.

Ia mengatakan pendapatan tukang ojek juga tak bisa dianggap sebelah mata. Bisa-bisa malah melampaui pendapatan pekerja kantoran. Mereka bisa mengumpulkan uang Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per hari. Jika diakumulasikan pendapatan per bulan bisa cukup besar.

Di Kediri, upah minimum kota (UMK) 2019 ditetapkan Rp1.899.294. Maka dengan pendapatan menjadi pengojek, keluarga bisa terbantu kebutuhan ekonominya.(ant)