Senin, 28 February 2022 23:40 UTC
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (kiri) dan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji. Ilustrator: Gilang Audi
JATIMNET.COM, Surabaya – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji terhitung sudah satu tahun memimpin Kota Pahlawan. Selama setahun menjabat, sejumlah capaian dan kinerja menjadi catatan penting banyak pihak. Tak terkecuali dari kalangan legislatif sebagai salah satu mitra kerja Pemkot Surabaya.
Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono menyampaikan selamat dan memberikan apresiasi atas kinerja setahun kepemimpinan Eri dan Armuji. Terlepas dari beberapa catatan, Eri dan Armuji dinilainya relatif mampu menjalankan kepemimpinan yang efektif, terutama untuk menangani pandemi dan memulihkan ekonomi.
"Saya menggarisbawahi tiga hal, dua hal apresiasi, satu hal catatan perbaikan ke depan," kata Adi, Senin, 28 Februari 2022.
Pertama, Adi menyatakan bahwa setahun pertama Eri-Armuji menjabat, penanganan pandemi di Surabaya berjalan cukup baik. Gotong-royong seluruh kalangan mampu mengelola pandemi dengan vaksinasi yang masif serta pelaksanaan 3T yang baik.
"Eri-Armuji juga mampu menumbuhkan inisiatif kerelawanan sosial dengan menggandeng berbagai pihak untuk saling bantu di masa pandemi," ia menuturkan.
BACA JUGA: Setahun Eri Cahyadi-Armuji, Ekonomi di Tengah Pandemi Dinilai Pulih
Kedua, Adi juga berpandangan pemulihan ekonomi Surabaya sudah fokus terhadap pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Bahkan, UMKM Surabaya terus didorong agar bertahan, termasuk lewat inovasi berbasis digital seperti e-Peken. Apalagi, sentra-sentra UMKM juga dihidupkan dan diberdayakan.
"Ketiga, sebagai catatan, saya berharap ke depan Pemkot Surabaya menaruh perhatian serius pada pengelolaan banjir dan upaya perlindungan sosial warga. Soal banjir, solusi terintegrasi dari hulu ke hilir harus dijalankan," ia menjelaskan.
Kemudian terkait perlindungan sosial, Adi juga mendorong pemkot agar upaya-upaya jemput bola harus rutin dilakukan kepada masyarakat miskin yang membutuhkan pertolongan, baik itu terkait warga sakit, putus sekolah, rumah tidak layak huni (rutilahu), dan sebagainya.
"Pola bottom up dalam strategi perlindungan sosial harus terus didorong dengan membuka ruang masukan warga seoptimal mungkin. Sehingga semua problem cepat teratasi dan tidak menjadi bom waktu," ia menegaskan.
Bagi dia, perlindungan sosial tersebut harus menjadi atensi yang ke depan diharapkan dapat segera diselesaikan Eri-Armuji.
"Karena pandemi ini sejak 2020 ke 2021, Surabaya mengalami kenaikan angka kemiskinan dari 5,02 persen menjadi 5,23 persen atau naik 0,21 persen, dengan total jumlah penduduk miskin 152 ribu," ia mengungkapkan.
BACA JUGA: Gebrakan Kepimpinan Eri Cahyadi - Armuji Tahun Pertama di Surabaya
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya A.H. Thony berpandangan bahwa Eri Cahyadi-Armuji mampu mengubah masa transisi pemerintahan dengan mulus dari para pemimpin sebelumnya. Masa transisi itu diawali dengan penetapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang visioner dan mencakup kepentingan lebih besar.
"Secara lengkap RPJMD ini memang dibutuhkan waktu lama, tidak bisa dijadikan ukuran dalam kurun satu tahun. Namun, kami sebagai wakil ketua melihat kepemimpinan Eri-Armuji cukup bagus, karena banyak target-target yang sudah dilakukan mendekati kepada progres yang sudah dilaksanakan pada masa-masa sebelumnya," kata Thony.
Misalnya, target setahun mengenai pemulihan ekonomi dan kesehatan masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Kedua target pada sektor tersebut dinilainya telah mampu dilampaui dengan baik.
"Tapi di sisi lain, memang ada beberapa tantangan yang ke depan harus diselesaikan," ia menuturkan.
Ia mencontohkan salah satunya soal penyelesaian pemetaan data Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Meski begitu, dia menilai di masa kepemimpinan Eri-Armuji, Pemkot Surabaya berani memaparkan masalah itu secara terbuka dan terang. Hal tersebut menjadikan persoalan lebih jelas mana sasaran yang menjadi prioritas untuk diselesaikan.
"Dengan tidak adanya sesuatu permasalahan MBR yang disembunyikan, ini menjadikan kita bisa membidik lebih jelas. Bahwa yang diselesaikan dari mana dulu hulunya dan hilirnya ke mana," ia menjelaskan.
BACA JUGA: Serap Aspirasi, Walkot Eri Cahyadi Cangkrukan Bersama Warga
Kemudian berkaitan dengan upaya mensejahterakan masyarakat melalui rumah susun sewa sederhana (rusunawa) dan fasilitas-fasilitas sosial juga dinilainya lebih berorientasi pada keadilan. Artinya, yang mendapatkan fasilitas sosial saat ini lebih difokuskan kepada masyarakat yang memang membutuhkan.
"Sementara warga yang sudah mulai mampu, didorong agar lebih mandiri menaikkan statusnya menjadi masyarakat yang lebih baik. Dan yang sudah memiliki penghasilan tinggi didorong untuk keterlibatannya menyelesaikan permasalahan masyarakat melalui CSR-nya, dan itu berjalan," ia memaparkan.
Thony menambahkan setahun Eri-Armuji memimpin Surabaya, simbiosis mutualisme dan ekosistem sosial masyarakat itu berjalan sedemikian rupa. Dari sini, dia berasumsi apabila sistem yang dibangun dapat terus berjalan, maka ke depan tentu menjadikan pemkot mampu mengawali sebuah pembangunan dengan lebih baik.
"Bahkan kalau sudah golnya nanti bisa menjadi autopilot. Karena secara sistem sudah tertata sedemikian rupa," ia menekankan.
