Logo

Sempat Macet akibat Banjir, Jalur Pantura Banyuwangi Sudah Bisa Dilalui  

Reporter:,Editor:

Senin, 05 April 2021 04:40 UTC

Sempat Macet akibat Banjir, Jalur Pantura Banyuwangi Sudah Bisa Dilalui
 

PEMBERSIHAN. Tim Reaksi Cepat BPBD Banyuwangi membersihkan material lumpur dari sungai yang meluap di jalan jembatan Desa Alasbuluh, Kec. Wongsorejo, Kab. Banyuwangi, Minggu malam, 4 April. Foto: BPBD Banyuwangi

JATIMNET.COM, Banyuwangi – Jalur pantura yang menghubungkan Kabupaten Situbondo-Banyuwangi di Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, telah dibuka setelah sempat ditutup karena dampak banjir. Kondisi terkini jalur bisa dilewati dengan buka tutup yang diatur Satlantas Polresta Banyuwangi, Senin, 5 April 2021.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Eka Muharram Suryadi mengatakan air mulai naik dan merendam jembatan, Minggu sore, 4 April 2021. Jembatan tidak bisa dilalui karena tak hanya air, banjir juga menyebabkan material lumpur memenuhi badan jalan.

"Dilaporkan jalan tidak bisa dilewati karena terdapat banyak material dan air cukup tinggi sekitar jam 15.30 WIB," kata Eka.

BACA JUGA: Penambangan Pasir di Kaki Gunung Raung, Rawan Longsor dan Banjir Bandang

Setelah air surut, pihaknya menurunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk membersihkan material yang ada di badan jalan agar tidak membahayakan pengguna jalan. Mulai bekerja pukul 19.00 WIB menggunakan semprot air mobil tangki, mereka selesai membersihkan lumpur di jalan pukul 23.00 WIB.

Setelah itu, jalan bisa dilewati kendaraan yang telah mengantre dengan sistem buka tutup. Jalan tersebut merupakan jalur utama perjalanan dari Banyuwangi ke arah Surabaya atau sebaliknya. Kepolisian melakukan rekayasa lalu lintas. Untuk kendaraan dari Bali ke arah Surabaya diarahkan menggunakan jalur selatan agar antrean kendaraan di lokasi banjir tak semakin panjang.

BACA JUGA: Beberapa Pantai di Banyuwangi Selatan Terimbas Banjir Rob

"Kemarin itu perbaikan jembatan belum selesai, masih ada sumbatan, masih ada hambatan. Sehingga ketika volume air itu meningkat saat hujan deras, gorong-gorong jembatan masih belum bisa mengalirkan secara normal, sehingga melimpah ke jalan," Eka memaparkan.

Jembatan tersebut rusak pertengahan Maret lalu diduga karena kerap dihantam arus air deras saat hujan turun lebat. Kini saat perbaikan belum selesai, arus deras yang disebabkan hujan di hulu kembali datang dibarengi material yang membuat jembatan tersumbat dan air beserta material naik ke badan jalan.