Minggu, 22 September 2019 07:55 UTC
SEMBURAN LUMPUR: Bupati Gresik (baju biru) saat meninjau lokasi semburan lumpur di Desa Sekarkurung, Kebomas, Gresik bersama PHE dan SKK Migas. Foto: Agus Salim
JATIMNET.COM, Gresik – Semburan lumpur bercampur minyak hingga kini masih keluar dari sumur bor minyak peninggalan Belanda di Desa Sekarkurung, Kecamatan Kebomas, Gresik.
Manajer Area Gresik-Tuban PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Taryono saat meninjau ke lokasi bersama SKK Migas dan Bupati Gresik Sambari Halim Radianto mengatakan bahwa, semburan saat ini masih dalam taraf aman.
Sementara itu, Kepala SKK Migas perwakilan Jabalnusa Nurwahidi mengatakan semburan setinggi 40 sentimeter ini mengandung 0,03 persen gas. “Atas izin kepala desa setempat dan pemilik lahan, pemerintah telah memasang blower yang tujannya agar gas yang keluar tidak terkonsentrasi di satu titik," katanya.
BACA JUGA: Sumur Tua Gresik Semburkan Lumpur Berbau Gas Setelah 33 Tahun Tidak Aktif
Ia menegaskan, semburan yang ada saat ini belum bisa dikatakan berbahaya karena baunya tidak terlalu meluas yaitu hanya tercium pada radius beberapa meter saja.
Pihak SKK maupun PHE mengimbau sebaiknya sumur minyak tua tersebut tidak ditutup apalagi sampai ditutup dengan cor beton yang dilakukan keluarga pemilik lahan sebelumnya.
“Saya berharap kepada Pemerintah Kabupaten Gresik dan masyarakat agar selalu melakukan monitoring terhadap beberapa sumur minyak tua yang ada di Gresik," kata Nurwahidi.
BACA JUGA: PDAM Gresik Tambah Produksi Air Bersih 1.000 Liter Per Detik
Bupati Sambari Halim Radianto berharap semburan ini bisa bermanfaat untuk masyarakat maupun pemerintah dan minta mengamankan serta mengantisipasi semua yang terjadi agar dapat meminimalisir dampak ke masyarakat.
Kepada pemerintah kecamatan, koramil dan Polsek Kebomas, serta Satpol PP serta Damkar Gresik untuk terus berkoordinasi terkait perkembangan semburan lumpur bercampur minyak tersebut.
"Kami perintahkan Dinas Lingkungan Hidup untuk mengambil tiga contoh air semburan dari tiga sudut berbeda masing-masing 10 liter. Air itu diperiksakan ke laboratorium milik PHE, laboraturium milik SKK Migas dan laboraturium milik BLH Gresik," terang Sambari.
BACA JUGA: Realisasi Petroganik Meningkat 5,32 Persen di Sembilan Kabupaten
Bupati juga memerintahkan DLH Gresik berkoordinasi dengan PHE dan SKK Migas, titik semburan yang selama ini tertutup telah dibuka dan melokalisir semburan dengan membuat tanggul terbuat dari karung pasir memutari area semburan.
Pantauan di lapangan, dua unit mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Gresik disiagakan di lokasi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
