
Reporter
ZulafifMinggu, 29 November 2020 - 23:00
Editor
Bruriy Susanto
SEPI. Pedagang Ikan Asap di Tepian Jalur Pantura, Dusun Parsean, Desa Taman Sari, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo. Foto : Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo – Meski kini telah memasuki era new normal atau pola hidup baru, terhadap pandemi Covid-19. Namun, kondisi tersebut belum dirasakan sepenuhnya oleh para pedagang ikan asap yang berada di tepian jalur Pantura, Dusun Parsean, Desa Taman Sari, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo.
Itu karena daya beli masyarakat terhadap ikan asap, masih sedikit peminatnya dibanding sebelum adanya Pandemi Covid-19. Hampir tiap hari, jumlah pembeli yang datang hanya bisa dihitung dengan jari.
Seperti diungkapkan Samiati (54), salah seorang pedagang ikan asap setempat. Menurutnya sebelum adanya Pandemi Covid-19, ia mampu membawa uang hasil jualannya hingga Rp 500 ribu perhari. Berbeda saat ini, terkadang ia hanya mampu membawa uang Rp 100 ribu perharinya. Kondisi demikian sudah berlangsung, semenjak adanya Pandemi Covid-19.
"Kalo hari biasa, kadang ya cuman ada dua sampai 3 pembeli yang datang. Tapi itu gak nentu, kadang juga cuman satu pembeli yang datang,"ungkap Samiati kepada Jatimnet.com, Minggu 29 November 2020.
BACA JUGA: Zona Kuning, Wali Kota Probolinggo Kritisi Wacana Pembelajaran Tatap Muka
Meski demikian, Samiati menyebut ada waktu-waktu tertentu dagangannya bisa laris terjual. Semisal saat ada rombongan pelancong, yang sengaja mampir ke tempatnya guna membeli dagangannya.
"Biasanya yang ramai pembeli pas hari libur , kayak sekarang ini. Pasti ada saja pembeli asal luar kota yang kebetulan melintas, sengaja mampir buat beli ikan asap. Katanya sih buat oleh-oleh,"jelas Samiati.
Ada beberapa jenis ikan asap yang dijual Samiati. Seperi Ikan Tuna asap, ikan Kakap asap, ikan Matek asap dan lainnya. Sejumlah ikan asap tersebut, Samiati jual dengan harga berbeda mulai Rp 10 ribu hingga Rp 35 ribu per tusuk, tergantung jenis ikannya. "Semoga saja Pandemi Covid-19 ini, segera berakhir pak. Biar jualannya normal lagi, dan penghasilan lancar kayak dulu," harapnya.
Senada dikatakan Maimuna (32), pedagang ikan asap lainnya. Semenjak adanya Pandemi Covid-19, dagangan ikan asapnya selalu ada sisa atau tak habis terjual. Guna menyiasatinya, ia akhirnya harus rela memberi potongan harga lebih kepada pembeli, agar daganganya cepat laku.
BACA JUGA: Terpapar Covid-19, Wawali Kota Probolinggo Dirawat di Rumah Sakit Surabaya
"Supaya cepat habis , ya biasanya kasih potongan harga pak. Misal belinya banyak, sampai lebih dari 3 jenis ikan asap, ya harganya dikurangin,"ujar Maimuna.
Sekadar informasi, aktifitas berdagang ikan asap tersebut, mayoritas dilakukan oleh para istri nelayan pesisir Dusun Parsean guna membantu perekonomian keluarganya.
Apalagi seperti di musim penghujan saat ini, dimana cuaca buruk kerap terjadi. Kondisi demikian, membuat nelayan enggan melaut khawatir diterjang ombak.