Minggu, 22 September 2019 11:24 UTC
Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Surabaya – Ratusan juta burung diketahui telah hilang dari muka sejak 50 tahun lalu. Penelitian oleh ilmuwan menyebutkan lebih dari 700 juta burung yang tersebar dalam 31 spesies yang sering berinteraksi di ladang dengan manusia, telah menghilang sejak 1970. Penurunan populasi burung bahkan menyentuh 2,9 miliar ekor.
Ken Rosenberg, ilmuwan senior dari Cornell Lab of Ornithology dan organisasi non-profit American Bird Conservancy, telah menerbitkan penelitiannya yang cukup mengejutkan di jurnal Science pada Kamis 19 September 2019.
Manusia menjadi penyebab utama menghilangnya miliaran burung karena mereka mendorong hilangnya habitat dan masifnya penggunaan pestisida. Besarnya penurunan populasi burung dapat secara signifikan mempengaruhi jaringan makanan dan ekosistem yang ada.
BACA JUGA: Burung Selundupan Berstatus Dilindungi, BSKDA Jatim Lakukan Inventarisasi
Spesies burung sangat penting mengingat mereka sangat berjasa dalam pengendalian hama, penyerbukan dan penyebaran benih. Burung-burung yang tinggal di padang rumput seperti burung pipit dan burung bunga padang rumput telah mengalami pukulan penurunan yang sangat tajam.
Para peneliti menggunakan data dari 143 stasiun radar cuaca untuk memperkirakan perubahan total biomassa burung yang bermigrasi setiap tahun antara 2007 dan 2017.
Ilmuwan menyebutkan bahwa volume migrasi menurun tajam terutama di Pantai Timur AS, Amerika Utara, Amerika Tengah, Amerika Selatan, serta pesisir Atlantik.
BACA JUGA: Burung Tanpa Dokumen Bernilai Jutaan Rupiah Gagal Masuk Jatim
Banyak habitat migrasi untuk burung pantai dan habitat untuk burung musim dingin telah hilang.
Dikutip dari Scientific American, ratusan juta burung yang menghilang sebagai akibat dari terpaparnya makanan burung yaitu serangga, oleh bahan kimia seperti pestisida.
Konversi padang rumput alami menjadi lahan pertanian dapat membuat habitat dari jutaan burung ikut musnah.
"Burung dalam posisi krisis sekarang. Ketika kita kehilangan sejumlah besar burung, kita mengganggu seluruh jaringan kehidupan yang semua orang bergantung padanya," kata Rosenberg.
Ilmuwan menyarankan bahwa penggunaan bahan organik non-pestisida bisa membantu memulihkan jumlah burung.
Sumber: Suara.com