Logo

Sanggar Daun Pamerkan Lukisan Dua Pelukis Cilik Berprestasi Internasional

Reporter:,Editor:

Minggu, 19 December 2021 08:00 UTC

Sanggar Daun Pamerkan Lukisan Dua Pelukis Cilik Berprestasi Internasional

PRESTASI INTERNASIONAL. Annisa dan Isabell, dua bocah binaan Sanggar Daun saat pameran di Gresik, Minggu, 19 Desember 2021. Foto: Agus Salim

JATIMNET.COM, Gresik – Pada peringatan ulang tahun ke-17, Sanggar Lukis Anak Daun menggelar pameran lukisan keenam dan kali ini menampilkan karya dua anak asal Kabupaten Gresik.

Kedua pelukis cilik itu adalah Annisa Nismara Halimah, 6 tahun, dan Isabell Nufail Roses, 10 tahun. Keduanya berasal dari Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik dan memamerkan 40 karya lukisan kanvas berbagai ukuran.

Pameran lukisan ini merupakan bagian dari Biennale Jatim IX. Lukisan menggunakan media cat air dan akrilik dengan beragam teknik, mulai realis hingga ekspresif-naif painting dengan ukuran 1X1 dan di bawahnya.

Pendiri dan Pembina Sanggar Daun, Arik S. Wartono, mengatakan pameran lukisan keenam di Gresik ini menampilkan dua pelukis cilik penyabet penghargaan internasional dan nasional.

BACA JUGA: Pameran Lukisan Anak Sanggar Daun Gresik Persembahan Untuk Bangsa

Annisa, siswi SD Al Islam, Cerme, Gresik, adalah putri kedua pasangan Hendro Karyono dan Nurul Febriyanti yang bergabung sejak berusia empat tahun. Ia kini mengoleksi tujuh penghargaan internasional dan dua penghargaan tingkat nasional.

“Kemampuan terbaik Annisa adalah dalam teknik melukis ekspresif-naif painting,” kata Arik di sela-sela pameran di Icon Mall Gresik, Minggu, 19 Desember 2021.

Bahkan diakui bahwa ayah Annisa sering mengecat tembok rumahnya karena dicoreti Annisa. Kemudian Annisa ikut melukis di Sanggar Lukis Daun.

Sedangkan Isabell, siswi SDN Ngabetan, Cerme, Gresik, adalah putri pertama dari pasangan Fakhrudin Mawardi dan Dian Handayani. Ia belajar di Sanggar Daun sejak berusia lima tahun.

“Saat ini Isabell telah mengoleksi sepuluh penghargaan internasional dan dua nasional. Dia yang terbaik dalam teknik melukis realisme,” kata Arik.

BACA JUGA: Kartika Affandi Beri Apresiasi Pameran Tunggal Aliya di Gresik

Isabell sendiri menyebut lukisannya merupakan gambaran dari cerita-cerita dari ayah dan ibunya yang kemudian diaplikasikan lewat lukisan yang naratif dan lukisannya mampu mengisahkan.

Arik menegaskan pemahanan tidak hanya diberikan pada murid-muridnya saja, melainkan juga pada wali murid karena terkadang lukisan anak belum mampu memukau orang tuanya.

"Kami selalu berupaya mengembangkan yang anak bisa, tidak mengintervensi lebih. Justru orang tua terkadang tidak memahami arah kemampuan anak. Ini yang kami akui sedikit menyulitkan," katanya.

Pada pameran peringatan ulang tahun Sanggar Daun ke-17 ini sudah terkumpul ratusan juta rupiah dari hasil penjualan karya lukis anak-anak Sanggar Daun.

"Ada putaran ekonominya, jika di total seluruhnya selama pameran dalam kurun satu tahun ini, seratusan juta lebih dari penjualan lukisan anak-anak dan itu milik mereka," katanya.