Rabu, 06 March 2019 06:34 UTC
Layanan SIM Card mempengaruhi pendapatan Indosat Ooredoo sepanjang tahun 2018. Foto: dok/IST
JATIMNET.COM, Surabaya – Penerapan peraturan registrasi SIM card membuat persaingan usaha telekomunikasi semakin ketat. Indosat Ooredoo merasakannya hingga berdampak laba pada 2018.
Diterangkan President Director & CEO Indosat Ooredoo Chris Kanter menyebut terjadi penurunan laba 22,7 persen dibanding tahun 2017. Sepanjang tahun 2018 Indosat Ooredoo meraup laba sebesar Rp 23,1 triliun.
Sedangkan EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) turun 49,1 persen menjadi Rp 6,5 trilliun dari 2017.
“Dengan EBITDA marjin tercatat 28,1 persen pada tahun 2018 ini," ujar Chris Kanter melalui keterangan resmi yang diterima Jatimnet.com, Rabu 6 Maret 2019.
BACA JUGA: Layanan Indosat Ooredo Naik 11,4 Persen
Turunnya laba juga diikuti berkurangnya pelanggan sepanjang 2018. Indosat Ooredoo mencatat tahun lalu pelanggan 58 juta atau turun 47,3 persen dari tahun sebelumnya.
Chris Kanter tak memungkiri penurunan itu disebabkan salah satunya dari penerapan peraturan registrasi SIM card. Regulasi pendaftaran satu nomor induk penduduk maksimal tiga kartu membuat persaingan semakin ketat.
Meski demikian, Chris Kanter tetap memandang optimistis kinerja 2019. Ini dilihat dari kinerja triwulan empat 2018 mulai bergerak positif di tengah kondisi pasar yang dinamis. Tren tersebut tumbuh dari triwulan sebelumnya.

“Perusahaan mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 11,7 persen dibanding triwulan sebelumnya, dari kontribusi pendapatan data yang tumbuh sebanyak 6,0 persen dibanding triwulan sebelumnya," bebernya.
Menurutnya, pertumbuhan ini dikarenakan inisiatif penyesuaian harga yang dimulai pada semester dua 2018, serta didukung peningkatan volume data trafik. Ekspansi jaringan di triwulan keempat 2018 telah menghasilkan 1.000 site 4G per minggu, dengan kecepatan tertinggi mencapai 1.200 site per minggu.
Pada tahun 2018, Indosat Ooredoo telah menambah 9.871 BTS 4G dibanding tahun sebelumnya. Di mana saat ini perusahaan mengoperasikan 17.050 BTS 4G di 376 kota dengan cakupan lebih dari 80 persen populasi.
BACA JUGA: Indosat dan XL Tingkatkan Kapasitas Layanan
“Pertumbuhan berturut-turut dalam kuartal tiga dan empat 2018 menunjukkan perusahaan telah mengambil langkah tepat dalam mengelola perusahaan di masa transisi, yakni memasuki situasi pasar yang baru," ungkapnya.
Selain itu, lanjut Chris Kanter pihaknya telah menerapkan strategi baru diberbagai bidang atau lini yang dinamakan LEAD. Ini meliputi peningkatan kinerja SDM, network, dan layanan pelanggan yang semakin baik.
"Strategi ini kami fokuskan untuk menjaga pertumbuhan kinerja perusahaan secara berkelanjutan ke depan," urainya.
Sepanjang tahun ini Indosat Ooredoo mengurangi 77,7 persen porsi utang dalam dolar Amerika Serkat, dari 90,3 juta dolar AS (mewakili 6,3 persen dari total utang) pada 2017 menjadi 20,1 juta dolar AS (mewakili 1,4 persen dari total utang) pada tahun 2018.