Sabtu, 14 September 2019 04:08 UTC
Ilustrasi oleh Chepy Canggih
JATIMNET.COM, Surabaya - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak optimis realisasi investasi di Jawa Timur bagus. Sampai semester satu tahun 2019 realisasi investasi mencapai Rp 32,05 trilliun. Hasil itu menempatkan Jawa Timur di peringkat keempat nasional setelah Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah.
"Kami masih bisa mendorong angka realisasi ini. Saat ini sedang mempercepat pembangunan sejumlah infrastruktur untuk nantinya memudahkan konektivitas industri," ujar Emil dikutip dalam rilis yang diterima Jatimnet.com, Jumat 12 September 2019.
Mantan Bupati Trenggalek itu menilai, gencarnya pembangunan infrastruktur, seperti tol, pembangunan pelabuhan Tanjung Tembaga di Probolinggo, dan pembangunan beberapa bandara, berdampak pada realisasi investasi.
Ditambah, penilaian Tingkat Kemudahan Berbisnis (Ease of Doing Business) oleh Asia Competitiveness Institute (ACI) semakin meyakinkan investor.
BACA JUGA: Gantikan Batu Bara, Jepang dan Korsel Bidik Jatim Pasok Wood Pellets
"Kategori penilaiannya di antaranya adalah daya tarik investor, keramahan bisnis, dan kebijakan yang kompetitif," ungkap Emil.
Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Difi A. Johansyah mengatakan, perekonomian Jawa Timur pada triwulan dua tahun 2019 berhasil tumbuh 5,72 persen (yoy), lebih tinggi dari triwulan satu 2019 sebesar 5,55 persen (yoy).
Pertumbuhan ekonomi ini, salah satunya didorong oleh peningkatan investasi (PMTB) yang memberikan kontribusi 27,89 persen terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim semester satu tahun 2019.
Namun, ia melihat masih diperlukan upaya mendorong percepatan investasi. "Upaya mendorong percepatan investasi perlu menjadi sebuah concern tersendiri apa lagi bila ingin terus menekan defisit transaksi berjalan," kata Difi.
BACA JUGA: Terungkap, Dana yang Didapat Tiga Startup Ini Ternyata Mengalir ke Singapura
Sementara itu, Chief Economist Bank Permata Joshua Pardede menilai, upaya menekan defisit transaksi berjalan menjadi tantangan tersendiri di tengah gejolak kondisi ekonomi global. Terutama perlambatan ekonomi Cina yang cenderung berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekspor Indonesia.
"Belum lagi, isu Brexit di Uni Eropa, fluktuasi harga komoditas global dan faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi," kata Joshua Pardede.
Kendati demikian, Jawa Timur menyimpan peluang tersendiri untuk pengembangan investasinya.
"Posisi Jatim sebagai penghubung antara bagian Timur dan Barat Indonesia serta pengembangan sejumlah kawasan industri terintegrasi di sejumlah wilayah menjadi keunggulan tersendiri bagi Jawa Timur dibandingkan provinsi lain," ungkap Chairman for Regional Investment Development KADIN Indonesia Reza Valdo Maspaitella.