Logo

Ratusan Grup Tari Ramaikan Festival Sulur Kembang di Banyuwangi

Reporter:,Editor:

Senin, 21 April 2025 03:00 UTC

Ratusan Grup Tari Ramaikan Festival Sulur Kembang di Banyuwangi

Ratusan grup seni di Banyuwangi ikuti Festival Sulur Kembang.Foto: Pemkab Banyuwangi

JATIMNET.COM, Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi terus mengintensifkan upaya menjaga dan melestarikan seni tradisional daerah.

Salah satu upaya yang dijalankan dengan menggelar pagelaran seni daerah, Festival Sulur Kembang di Gelanggang Seni dan Budaya (Gesibu) Blambangan Banyuwangi.

 Sebanyak 197 grup tari dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Banyuwangi beradu kepiawaian.

Mereka membawakan berbagai tarian tradisional khas Banyuwangi di hadapan para juri dan masyarakat yang antusias menyaksikan.

BACA: Bangun Ekosistem Musik Lokal, Gilang Ramadhan Gaungkan LMK di Banyuwangi

Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono mengatakan festival ini bukan sekadar kompetisi. Namun, juga sebuah investasi budaya sekaligus regenerasi pelaku seni tradisional di Banyuwangi. 

"Lewat Sulur Kembang, kami memberi ruang untuk regenerasi, eksplorasi, dan transformasi bagi anak muda. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk memastikan warisan budaya tetap hidup dan berkembang di tengah generasi muda," katanya, Senin, 21 April 2025.  

Mujiono menjelaskan Pemkab Banyuwangi rutin menggelar berbagai event budaya seperti Banyuwangi Ethno Carnival dan Gandrung Sewu. Event itu melibatkan ribuan anak muda untuk menjaga kelestarian tari daerah. 

BACA : Jazz Gunung Bromo 2024, Elfa's Singer dan Ndarboy Genk Goyang Jemaah Al Jaziah 

Upaya pemkab, kata Mujiono, juga diteguhkan dengan kehadiran Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta yang akan mendirikan kampus di Banyuwangi. 

“Ini akan semakin memperkuat pendidikan seni dan budaya di Banyuwangi sekaligus melestariakn dan mengembangkannya. ISI Surakarta akan mulai perkuliahan di tahun 2025 ini. Di tahun awal ada 2 prodi yang ditawarkan yakni etnomusikologi dan tari, yang kurikulumnya di desain memuat kesenian lokal Banyuwangi," terangnya.

"Ini semua adalah bagian dari komitmen kami untuk mewariskan budaya leluhur dan memperkuat jati diri Banyuwangi sebagai kota budaya," tambahnya.

 

Tradisi Banyuwangi Tumbuh Subur di Kalangan Anak Muda

Ketua Panitia Festival Sulur Kembang Sabar Harianto mengatakan event itu memperlombakan delapan tarian tradisional karya asli Sanggar Langlang Buana. 

Tarian itu adalah Buk-buk Cung, Tari Semut Angkrang, Tari Alumpang, Tari Sapu Kerek, Tari Rampak Celeng, Tari Jaranan Buto, Tari Sabuk Mangir, dan Tari Sri Ganyong.

 "Alhamdulillah antusiasmenya tinggi, ini menandakan seni tradisi Banyuwangi tumbuh subur di kalangan anak muda. Semoga kesenian budaya Banyuwangi tidak punah dan terus berkembang,” ujar pemilik Sanggar Lang Lang Buana ini.

Pada malam puncak, juga ditampilkan dua karya tari baru, yakni Tari Gandrung Condro Dewi dan Tari Sayu Wiwit Jogopati. 

Pementasan karya baru ini menunjukkan bahwa seni tradisi Banyuwangi terus berinovasi dan berkembang seiring dengan zaman.