Sabtu, 16 November 2019 12:09 UTC
Ilustrasi depresi oleh Pixabay
JATIMNET.COM, Probolinggo - Seorang perempuan paruh baya di Kabupaten Probolinggo, berupaya mengakhiri hidupnya dengan membenturkan dirinya pada kereta api yang tengah melaju, Sabtu 16 November 2019.
Adalah Syami (44), warga Dusun Kalianyar 3, Rt 02 Rw 03, Desa Sidodadi, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Informasi dihimpun, korban nekat menghadang laju kereta api lantaran putus asa akibat penyakitnya yang tak kunjung sembuh.
Namun demikian, upaya bunuh diri Syami di perlintasan rel kereta api Desa Warujinggo, Kecamatan Leces, berhasil digagalkan Misriyatin (45), warga sekitar yang tengah mencari rumput.
BACA JUGA: Terlilit Utang, Ibu Tiga Anak di Probolinggo Tenggak Racun Tikus
Misriyatin mengungkapkan, korban sejak pagi sekitar pukul 06:00 WIB, diketahui telah mondar mandir di rel kereta api. Dan ketika ada kereta api hendak melintas, korban berusaha berdiri di tengah rel.
"Melihat perilaku korban, saya langsung menghampirinya dan menariknya dari jalur kereta api. Beruntung dia (korban) bisa diselamatkan,"ungkap Misriyatin.
Hal sama disampaikan Ardy. Menurutnya upaya bunuh diri korban merupakan yang kedua kalinya. Upaya pertama terjadi di tahun 1994 lalu di Desa Jorongan, Kecamatan Leces. Korban diduga depresi, karena penyakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh.
BACA JUGA: Juragan Sayur Probolinggo Korban Perampokan
"Sejak pagi perilaku korban sudah mencurigakan. Dan benar korban mau bunuh diri karena depresi,"terang Ardy.
Kanit Reskrim Polsek Leces, Bripka Eko Aprianto mengatakan, pasca mendapati laporan adanya orang yang hendak mencoba bunuh diri, pihaknya langsung mendatangi lokasi.
Petugas kata Apri, langsung menenangkan korban serta menghubungi pihak keluarga dan selanjutnya diserahkan ke suaminya.
BACA JUGA: Jadi Korban Tabrak Lari di Jalur Pantura, Pengendara Motor Tewas
Lanjut Apri, korban mengaku depresi karena penyakitnya tak kunjung sembuh. Korban mencurigai jika dirinya diguna-guna, lantaran saat diperiksa ke dokter, tidak diketahui penyakitnya.
"Setelah mendapat laporan, kami datangi TKP. Dan dari pengakuan korban, ia tidak tahan hidup dengan penyakitnya yang tak jelas. Namun syukur, korban masih bisa kami tenangkan dan kami serahkan ke suaminya," terang Eko Aprianto.
Kepolisian mengimbau agar masyarakat Probolinggo yang tengah terlilit masalah tidak mudah putus asa. Warga diminta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dengan meningkatkan ibadahnya ataupun berdoa meminta pertolongan kepada Tuhan.