Senin, 11 August 2025 09:00 UTC
SIDAK. Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Probolinggo, HKTI, dan APTI melakukan sidak ke sejumlah gudang tembakau di Kecamatan Kraksaan hingga Kecamatan Paiton, Senin sore, 11 Agustus 2025. Foto: Zulafif
JATIMNET.COM, Probolinggo - Sejumlah gudang tembakau di Kabupaten Probolinggo terpantau belum buka, bahkan belum menyerap hasil panen tembakau petani.
Itu terungkap saat Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Probolinggo, HKTI dan APTI melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah gudang tembakau yang ada di Kecamatan Kraksaan hingga Kecamatan Paiton, Senin sore, 11 Agustus 2025.
Di lokasi gudang pertama di Desa Asembakor, Kecamatan Kraksaan, Anggota Komisi C mendapati gudang masih tutup dan belum menyerap hasil panen tembakau petani.
Pun demikian, saat Anggota Komisi II bergeser ke gudang milik PT Gudang Garam di Desa Sumberanyar, Kecamatan Paiton. Meski gudang dibuka, namun tidak ada aktivitas jual beli tembakau.
BACA: Dibantu Benih dan Sarpras, Produksi Tembakau Jawa di Probolinggo Meningkat
Ironisnya, di gudang milik PT Gudang Garam setempat, absennya serapan hasil panen tembakau petani lokal sudah terjadi sejak tahun 2024. Padahal, biasanya gudang mampu menyerap hingga 3.000 ton.
Pengurus gudang daerah PT Gudang Garam, Maria Magdalena, mengaku hanya bisa menunggu keputusan kantor pusat, apakah bakal ada atau tidak upaya pembelian hasil panen tembakau petani di tahun 2025.
"Tahun ini kamu juga belum bisa memastikan, karena kami juga menunggu informasi dari pusat," katanya.
Kondisi tersebut disinyalir bakal memicu kekhawatiran bagi petani tembakau. Selain serapan hasil panen tembakau yang belum jelas, petani juga dihadapkan dengan harga jual hasil panen yang murah di pasaran.
Saat ini, hasil panen tembakau petani dihargai antara Rp25 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram. Padahal idealnya, petani bisa dikatakan menghasilkan bila terjual di angka Rp50 ribu per kilogram.
BACA: Emak-emak di Probolinggo Minta Harga Tembakau Tetap Tinggi, saat Reses Anggota DPRD
Menyikapi itu, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Probolinggo Reno Handoyo berharap gudang-gudang penyerap hasil panen tembakau yang ada bisa memberi kejelasan bagi petani.
"Saya harap segera ada kejelasan, jangan sampai mereka terus menunggu. Kasihan pada petani," ujarnya.
Reno menegaskan pihaknya bersama pihak terkait bakal kembali mendatangi sejumlah gudang yang masih tutup untuk memastikan kejelasan apakah bakal menyerap hasil panen tembakau petani atau tidak tahun ini.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, luas lahan tanam tembakau di wilayah setempat mencapai sekitar 10.944 hektar dengan estimasi, serapan hasil panen tembakau sekitar 11 ribu ton.
Namun, hingga pertengahan Agustus 2025, serapan hasil panen tembakau masih di angka 6.200 ton. Puncak panen tembakau diprediksi terjadi pada September mendatang.