Puluhan Pelajar Sakit, 400 Sekolah di Malaysia Ditutup
Petugas sedang menyelidiki dugaan adanya polusi udara.

Reporter
Dyah Ayu PitalokaSelasa, 25 Juni 2019 - 08:52
Editor
Dyah Ayu Pitaloka
Ilustrasi. Foto: Unsplash
JATIMNET.COM, Surabaya – Lebih dari 400 sekolah di areal industri Pasir Gudang, Malaysia, ditutup hingga Kamis, setelah 75 siswa mengalami kesulitan bernafas dan muntah. Petugas setempat sedang menyelidiki polusi udara yang sedang muncul di Malaysia.
Lebih dari 100 sekolah primer dan sekunder serta 300 taman kanak-kanak swasta, ditutup minggu ini, kata agensi berita Bernama.
Kepala Menteri Johor Dr Sahruddin Jamal mengatakan, 75 murid dari 15 sekolah mengeluh kesulitan bernafas dan mengalami muntah. Ia mengatakan, semua pelajar telah dilarikan ke Rumah Sakit.
Sebelumnya, kepada reporter Dr Sahrudin mengatakan belum mengetahui dengan jelas penyebab sakitnya para pelajar itu.
BACA JUGA: Selundupkan Sabu dalam Ember Cat, Kurir Malaysia Ditangkap di Pamekasan
Namun, ia mengatakan jika kejadian ini tidak berkaitan dengan kasus polusi di bulan Maret yang menyebabkan 111 sekolah tutup dan ribuan orang sakit akibat mengthirup udara beracun di sekitar sungai Kim Kim, dikutip dari Bbc.com, Selasa 25 Juni 2019.
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad bersumpah pada Selasa, jika “tindakan tegas” akan dilakukan pada mereka yang menyebabkan musibah itu.
Ia mengatakan musibah terakhir seharusnya tak perlu “kembali terulang..setelah kejadian sebelumnya,”.
Pada Maret, sekitar 4 ribu orang mengalami sesak napas, dada sakit, dan muntah setelah 40 ton sampah kimia dibuang secara ilegal ke bagian sungai.
BACA JUGA: Kebakaran Kapal Mewah di Malaysia Tewaskan Satu WNI
Petugas setempat mengatakan jika insiden itu tidak berkaitan. Petugas pemadam kebakaran mengidentifikasi sedikitnya 15 bahan kimia, termasuk zat tanpa warna dan sangat beracun, sianida.
Malaysia kemudian menuntut tiga orang, dua warga negara Malaysia dan satu Singapura, dalam kaitannya dengan kasus itu.
“Semua sampah dari sungai Kim Kim sudah dibuang,” kata Dr Sahruddin, menurut koran The Malay Mail. “Penyebab dari kejadian saat ini sedang dalam penyelidikan,”.