Logo

PTM Jadi Pioner di Jatim, Diknas Ponorogo Studi Banding ke Diknas Kota Mojokerto

Reporter:,Editor:

Kamis, 18 March 2021 09:40 UTC

PTM Jadi Pioner di Jatim, Diknas Ponorogo Studi Banding ke Diknas Kota Mojokerto

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari memberikan kenang-kenangan sosok Ir. Soekarno kecil ke Kadispendik Ponorogo Endang Retno Wulandari

JATIMNET.COM, Mojokerto - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kota Mojokerto menjadi pioner di Jawa Timur. Hal ini, membuat Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo menilik langsung pelaksanaan di tingkat SD dan SMP.

Sekitar pukul 09.30 WIB Dispendik Kabupaten Ponorogo didampingi Diknas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto Amin Wachid meninjau lokasi SDN Gedongan 1, 3, dan SDK. Lalu melanjutkan peninjauan ke SMPN 2.

Usai melihat langsung proses PTM dengan protokol kesehatan ketat, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo Endang Retno Wulandari menuju Rumah Rakyat di Jalan Hayam Wuruk untuk bertemu langsung dengan Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari.

Dihadapan Wali Kota, Kadispendik Kabupaten Ponorogo memberi apresiasi luar bisa terhadap pemerintah kota yang berani menggelar PTM di masa pandemi Covid-19 yang belum berakhir hingga kini.

"Kota Mojokerto kan menjadi pioner terkait PTM, makanya kita ingin menimba ilmu terkait apa saja yang harus dilakukan. Sehingga bisa dilaksanakan secara aman juga di Ponorogo yang kasus Covid-19 nya nomor satu di Jatim dengan kondisi zona orange," ujarnya.

Endang mengatakan, pihaknya secara khusus juga meminta kiat-kiat langung dari Wali Kota agar Forkopimda Kabupaten Ponorogo bisa kompak untuk menyepakati digelarnya PTM.

"PTM ini sangat penting bagi dunia pendidikan kita, karena nyatanya pembelajaran jarak jauh banyak kendalanya. Kita butuh sesuatu yang bisa meyakinkan Forkopimda agar mau menyetujui PTM ini," ungkapnya.

Sebab, sinergitas antar Forum Pimpimpinan Kepala Daerah di Kota Mojokerto sangat kuat. Sehingga, kunci utama keberhasilan PTM di Kota Mojokerto karena adanya rapat koordinasi yang intes, dan evaluasi dilakukan setiap minggu menjelang pembelajaran secara langsung ini.

"Dimana kunci utama Pemkot Mojokerto rupanya sinergitas Forkopimda, dan adanya juga Satgas Covid yang terjun langsung untuk melakukan evaluasi secara intensif," tandasnya.

Sementara, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengaku tak keberatan jika PTM di kota yang kini memiliki ikon bangunan Tribuana Tungga Dewi dijadikan percontohan bagi daerah lain.

"Justru ini sesuatu yang sangat membanggakan, karena apa yang kita lakukan bisa menginspirasi dan menjadi contoh bagi daerah lain," ujarnya.

Pemimpin perempuan dengan slogan Spirit Of Majapahit membeberkan tips sebelum memutuskan kebijakan PTM, pihaknya selalu menanyakan apa yang menjadi keinginan masyarakat. Dan hasilnya, mayoritas wali murid menghendaki sekolah tatap muka lagi.

"Jadi kami mendengar aspirasi masyarakat tapi di satu sisi kita juga harus mentaati regulasi dari pemerintah. Sehingga apa yang kita putuskan tidak melanggar ketentuan," tegasnya.

Ning Ita menyebut, sebelum diputuskan menggelar PTM, pihaknya sudah melakukan uji coba selama dua minggu. Dari situ, pihaknya bisa mengevaluasi terkait apa yang menjadi kendala dan kekurangan PTM selama uji coba hingga maksimal dilakukan tatap muka.

"Uji coba itu menjadi dasar bagi kami untuk bisa melaksanakan PTM secara lebih sempurna lagi di tahun ini. Termasuk soal regulasi, pemenuhan sarana dan prasarana protokol kesehatan, satgas pemantau, surat persetujuan wali murid melalui google form dan yang terpenting adalah vaksinasi bagi seluruh guru SD dan SMP se Kota Mojokerto," terangnya.

Vaksinasi guru ini, lanjut Ning ita, sangat penting dilakukan. Ini agar wali murid semakin yakin untuk memberikan izin PTM kepada putra-putrinya. Sebab, surat izin dari orang tua siswa yang paling penting harus dimiliki.

"Semua kita kembalikan lagi kepada wali murid, kita tidak pernah memaksa mereka setuju atau tidak setuju dengan PTM ini. Karena yang lebih paham terkait kondisi anak-anaknya adalah mereka sendiri," tandasnya. (Inforial)