Sabtu, 18 August 2018 15:08 UTC
Petani garam. Produksi Garam di Jawa Timur meningkat 100 ribu ton. Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Surabaya – Cuaca panas mempengaruhi produksi garam petani meningkat signifikan. Saat ini produksi garam di Jawa Timur surplus 100 ribu ton dari total produksi 200 ribu ton bulan ini.
“Produksi kita mengalami peningkatan, area Jatim produksinya surplus hingga 50 persen,” kata Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Djakfar Shodiq, Sabtu, 18 Agustus 2018.
Djakfar mengatakan, bulan Juli 2018 produksi garam petani Jatim berkisar 100 ribu ton. Produksi tersebut meningkat hingga 200 ribu ton pada Agustus 2018. Produksi ini, ujar dia, diperkirakan kembali meningkat pada September karena kondisi cuaca.
Kelebihan produksi garam itu, ungkap Djakfar, didistribusikan ke daerah-daerah luar Jatim, seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, Sumatera, hingga Papua. Jatim menjadi provinsi dengan produksi garam paling banyak secara nasional. Hampir semua daerah di Jatim menjadi tempat produksi garam, di antaranya Madura, Surabaya, Gresik, Pasuruan, Lamongan, Tuban, Probolinggo, dan Situbondo.
“Kita ini kan penyuplai garam terbesar secara nasional. Makanya sisa produksi di Jatim untuk kebutuhan nasional, lahan kita yang produksi garam ada 70 persen lebih,” katanya.
Pulau Madura memiliki lokasi yang paling besar. Ada sekitar 7.600 hektar lahan petani garam di Madura. Meski demikian, petani tidak bisa menyimpan produksi garam karena permintaan packing perusahaan sangat besar dan penjualan ke masyarakat meningkat.
“Bayangkan secara nasional kebutuhan garam mencapai 1,5 juta ton. Jatim menjadi tulang punggung produksi garam nasional,” ujar dia.
