Minggu, 22 September 2019 10:24 UTC
Ilustrasi: Gilas Audi.
JATIMNET.COM, Surabaya – Pria asal Bristol, Inggris harus menjalani operasi di bagian penisnya setelah ereksi selama 36 jam atau dua hari. Pria bernama Elliot Rossiter itu mengaku ereksinya yang berkepanjangan sangat menyakitkan.
Mulanya, Elliot sedang mengunjungi teman-temannya di Prancis. Di tengah perkumpulan, Elliot mendadak ereksi. Padahal, ia tidak terangsang atau merasakan hasrat seksual apapun.
“Saat itu kami hanya duduk dan ereksi terjadi begitu saja. Saya sudah mencobanya untuk menghentikan tetapi tidak bisa. Padahal saya sama sekali tidak terangsang secara seksual,” kata Elliot, dikutip dari Fox News melalui Suara.com.
Setelah 19 jam ereksi, teman-temannya membawa Elliot ke klinik setempat. Saat itu penisnya hanya disuntik dengan obat antiinflamasi dan steroid. Namun, suntikkan tersebut tidak membuat ereksinya berhenti.
BACA JUGA: Hati-hati, Disfungsi Ereksi Bisa Serang Pria Muda
“Akibat ereksi itu, saya hampir tidak bisa berjalan dan rasanya sakit. Bagiku, itu adalah penderitaan,” ujarnya.
Elliot mengaku ketakutan dan mengira bahwa ereksinya tidak akan pernah berhenti. Apalagi ia merasa ereksinya sangat besar dari biasanya, dan seolah tidak pernah berhenti berdenyut.
“Saya kesulitan memakai pakaian apapun yang bisa menyentuh penis. Karena itu akan menyakitkan,” katanya.
Elliot kembali dilarikan ke rumah sakit setempat karena ereksinya tak kunjung hilang selama dua hari. Dokter mendiagnosis Elliot mengalami priapism, yakni ereksi yang terjadi berkepanjangan.
BACA JUGA: Antara Ukuran dan Fungsi Reproduksi Alat Kelamin
“Dokter berkata, saya mengalami priapism. Lalu mereka mengatakan penis tidak berfungsi jika tidak segera dioperasi untuk mengeluarkan darahnya,” katanya.
Dokter kemudian memotong lubang lecil di pangkal penis untuk mengalirkan darah. Dalam operasi itu berhasil, meski meninggalkan bekas luka kecil di penisnya.
Menurut Mayo Clinic, kondisi ini seringkali tidak berhubungan dengan seks atau gairah. Karena itu, Elliot membutuhkan pembedahan untuk mengatasinya. Jika tidak diobati, jaringan penis akan rusak dan hancur.