Logo

Pria di Mojokerto Sukses Ternak Tikus Putih, Omzet Jutaan Rupiah

Reporter:,Editor:

Senin, 24 February 2025 06:00 UTC

Pria di Mojokerto Sukses Ternak Tikus Putih, Omzet Jutaan Rupiah

Agung Saputro menunjukkan tikus putih yang siap dijual ke pelanggan, Senin, 24 Februari 2025. Foto: Hasan

JATIMNET.COM, Mojokerto – Agung Saputro, 33 tahun, warga Dusun Banyuurip, Desa Mojorejo, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto ini sukses membudidayakan tikus putih yang dijual ke sejumlah pecinta reptil.

Tikus yang dibudidayakan Agung bukan tikus sembarang tikus, melainkan tikus jenis tertentu seperti tikus mencit (mus musculus) rattus norvegicus hingga jenis long evas. 

Ditemui di rumahnya, Agung mengatakan awal usaha budidaya tikus ini karena membaca peluang usaha. Ada permintaan tikus dengan spesies tertentu yang digunakan untuk pakan hewan reptil dan burung hantu. 

"Awal mula berawal dari kesulitan pakan teman-teman pecinta reptil sama burung hantu di Kota Mojokerto," katanya, Senin, 24 Februari 2025.

BACA: Masih SMA, Sukses Budidaya Anggrek dengan Omzet Puluhan Juta

Peluang itu benar-benar dimanfaatkan Agung lantaran permintaan tikus untuk pakan hewan cukup banyak di Mojokerto, sementara di Mojokerto belum ada pembudidaya. 

"Awalnya itu teman-teman mencari di kota lain, soalnya di Mojokerto belum ada yang ternak. Jadi, terus saya berinisiatif berternak tikus putih ini," katanya. 

Ia mengawali ternak tikusnya sejak tahun 2017. Awalnya, hanya jenis tikus kecil saja yang dibudidayakan. Lama-lama permintaan tikus meningkat, bahkan untuk penelitian kampus-kampus kedokteran hewan. 

Waktu itu, Agung hanya bermodal Rp150 ribu untuk beli bibit tikus di Malang dan ia mengawali budidaya dari 50 ekor. 

Delapan tahun berlalu, saat ini Agung sudah mempunyai ratusan ekor dan bisa memanen tikusnya seminggu sekali. 

"Sekarang sudah sekitar 150 indukan, kalau anakannya sekitar 300 ekor untuk saat ini," ujarnya. 

Harganya sangat variatif, mulai dari Rp7 ribu hingga Rp50 ribu per ekor. Penjualan dilakukan secara online dan pelanggannya hingga sampai luar Pulau Jawa. 

Omzet dalam satu bulan tembus sekitar Rp3-4 juta. Pengiriman dilakukan satu minggu sekali. Dalam sekali panen, ia bisa menjual sekitar 300 ekor. 

"Dijual paling banyak ke Surabaya, Lamongan, paling jauh ke Palangkaraya, Kalimantan itu," katanya. 

BACA: Budidaya Domba Merino, Harga Tinggi karena Anakan Lucu dan Daging Banyak saat Dewasa

"Ke Kalimantan dan Jakarta ini untuk penelitian di kampus kedokteran, kalau yang dekat sini ke pet shop untuk peternak ular pecinta reptil itu," katanya. 

Menurut Agung, budidaya tikus bukanlah hal yang sulit. Selain perawatannya mudah, makanan juga mudah didapatkan. 

"Perawatannya simpel, dikasih makan sehari sekali ganti alas seminggu sekali, makannya pun ayam sama sayuran, kadang ditambah buah dari pasar," katanya. 

Agung menjelaskan proses perawatan saat tikus melahirkan juga tidak susah. Mulai tikus hamil sampai panen membutuhkan waktu sekitar satu bulan. 

"Satu kali lahiran 10 sampai 14 ekor, paling sedikit enam ekor," katanya. 

Menurut Agung, tikus siap panen biasanya usia 1 bulan. Namun, terkadang ada juga yang memesan anakan tikus untuk umpan pancing sekitar usia semingguan. 

"Kalau untuk reptil permintaannya usia 1 bulan ke atas, kalau yang untuk penelitian biasanya usia diatas 3 bulan," katanya.