Logo

Populasi Lutung Jawa di Malang Selatan Meningkat

Reporter:

Minggu, 16 September 2018 03:21 UTC

Populasi Lutung Jawa di Malang Selatan Meningkat

Lutung Jawa sedang menjalani proses penyesuaian di kandang habituasi sebelum dilepasliarkan ke alam bebas. Foto: Javan Langur Center

JATIMNET.COM, Malang – Populasi lutung jawa di hutan lindung Malang Selatan cenderung meningkat dalam kurun tiga tahun terakhir. Data Pusat Rehabilitasi Lutung Jawa, Javan Langur Center (JLC) – The Aspinall Foundation Indonesia Program (TAF IP) menyebutkan, tahun 2017 tercatat 141 ekor.

“Ada kecenderungan populasi bertambah di kawasan tersebut,” kata Iwan Kurniawan, Project Manager Javan Langur Center – The Aspinall Foundation Indonesia Program, Minggu, 16 September 2018.

Peningkatan populasi lutung jawa di hutan lindung Malang Selatan cukup menggembirakan. Sebab, pada penghitungan populasi awal di hutan Malang selatan tahun 2010 – 2014 ditemukan hanya 53 ekor lutung jawa. Hingga 2018 ini JLC sudah 7 kali melepasliarkan lutung jawa di kawasan tersebut dan bias berkembang biak serta berinteraksi dengan populasi liar.

Sebagai gambaran, kawasan hutan lindung RPH Sumbermanjing Kulon berada di wilayah Perhutani KPH Malang. Tipe habitat di kawasan tersebut merupakan hutan hujan tropis dataran rendah dengan jenis dan bentuk vegetasi yang beragam.

Kawasan hutan alam yang membujur dari barat (balekambang) hingga ke timur (Kondangiwak) merupakan kantung hutan alam terakhir yang masih tersisa di Malang selatan dan merupakan benteng terakhir untuk perlindungan satwa langka seperti lutung jawa, kukang jawa, macan tutul jawa, elang jawa, rangkong badak, merak hijau dan lain-lain di luar kawasan konservasi.

Dari hasil survei habitat yang dilakukan oleh TAF IP pada tahun 2016 tercatat sedikitnya ada 104 jenis tumbuhan tingkat pohon dan 85% merupakan jenis tumbuhan pakan yang dikonsumsi Lutung Jawa, seperti Alstonia macrophylla, Laban (Vitex trifolia), Wadang (Pterospermum diversifolium), Gondang (Ficus variegata.), Waru (Hibiscus tiliaceus), Litsea sp. (Nyampo), Syzygium javanicum, dan lain-lain. TAF IP juga menemukan sedikitnya ada 21 jenis mamalia berukuran sedang hingga besar dan 125 jenis burung di hutan Malang selatan.

Populasi Lutung Jawa di Hutan Malang Selatan cenderung meningkat dari 53 ekor di tahun 2014 menjadi 141 ekor di tahun 2017. Foto: JLC

Lutung Jawa merupakan salah satu jenis monyet pemakan daun endemik yang hanya tersebar di Jawa dan sedikit populasi di pulau-pulau kecil sekitarnya. Lutung Jawa dianggap Rentan karena populasinya yang terus menurun sejak beberapa waktu lalu, diperkirakan lebih dari 30% selama 36 tahun (3 generasi; panjang satu generasi 12 tahun).

Kelangsungan hidup Lutung Jawasangat tergantung dengan keutuhan hutan tropis baik di pegunungan hingga dataran rendah dandaerah pesisir. Ancaman utama yang berpotensi menyebabkan penurunan populasi Lutung Jawadi alam adalah hilangnya habitat akibat perubahan fungsi hutan diantaranya sebagai lahanpertanian serta pengembangan pariwisata alam yang tidak memperhatikan dampak kerusakanlingkungan, perburuan untuk dikonsumsi sebagai makanan juga obat alternatif dan semakinbertambahnya untuk diperdagangkan sebagai hewan peliharaan.

Sejak tahun 1999, Lutung Jawa sudah mulai dimasukan dalam salah satu satwa yang dilindungi negara. Status perlindungan tersebut didasarkan pada Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 733/Kpts-11/1999 tentang Penetapan Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) sebagai Satwa Dilindungi. IUCN Red List of Threatened Species Versi 2018.1 tahun 2018 memasukkan Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) pada kategori Vulnerable (Rentan kepunahan).