Logo

Polsek Kuripan Kerahkan Mobil Tandon Air Atasi Kekeringan di Probolinggo

Reporter:,Editor:

Rabu, 25 September 2019 07:27 UTC

Polsek Kuripan Kerahkan Mobil Tandon Air Atasi Kekeringan di Probolinggo

Anggota Polsek Kuripan menerjunkan truk tangki yang memuat air bersih akibat kemarau panjang, Rabu 25 September 2019. Foto: Zulkiflie.

JATIMNET.COM, Probolinggo – Kemarau panjang membawa dampak kekeringan yang menyebabkan krisis air bersih di tiga dusun di Kabupaten Probolinggo. Kekeringan itu melanda Dusun Kedawung, Tugu, dan Watuewu, Desa Kedawung, Kecamatan Kuripan.

Kekeringan yang melanda tiga dusun itu telah terjadi lebih dari satu bulan. Hal ini membuat warga setempat hanya mengandalkan bantuan air bersih dari Polsek Kuripan, untuk keperluan konsumsi, mencuci, dan mandi.

Warga di Dusun Kedawung misalnya. Mereka menyerbu setiap kedatangan mobil tandon air milik Polsek Kuripan. Puluhan warga langsung membentuk antrean, guna mendapatkan bantuan air bersih.

Adapun Kapolsek Kuripan, AKP Kusmidi mengatakan, krisis air bersih yang dialami warga Desa Kedawung, Kecamatan Kuripan sudah terjadi lebih dari satu bulan.

BACA JUGA: BPBD Probolinggo Terus Distribusikan Air Bersih ke Daerah Terdampak Kekeringan

Penyebabnya, sumber air bersih di desa setempat sudah sulit ditemukan. Hal ini membuat warga hanya bisa berpangku tangan, sambil menunggu bantuan air bersih dari pemerintah.

“Saat musim kemarau seperti hari ini otomatis krisis air bersih. Pasalnya seluruh sungai di desa mengering, ditambah tidak adanya sumber air,” terang AKP Kusmidi, Rabu 25 September 2019. Apalagi, lanjutnya, sampai saat ini Desa Kedawung masih belum dialiri PDAM.

Guna menyiasati hal itu, sekitar 1.000 liter bantuan air bersih digelontor Polsek Kuripan setiap harinya. Dalam sehari, jelas Kapolsek, bantuan air bersih bisa mencapai empat kali.

BACA JUGA: Kemarau, BPBD Probolinggo Kembali Bagikan Air Bersih ke Desa Bulujaran

Adapun warga Kedawung, Suwardi mengaku terbantu dengan adanya bantuan air bersih dari Polsek Kuripan. Pasalnya jika tidak ada bantuan air bersih, warga harus mencari air ke sungai yang jaraknya jauh dari desa.

“Bersyukur dengan adanya bantuan air bersih. Karena kalau mencari air ke sungai jaraknya sampai dua kilometer,” Suwardi menjelaskan. Dengan jarak yang jauh, dikhawatirkan airnya berubah kotor dan tidak layak konsumsi sesampai di rumah.

Tokoh desa setempat, H Aliman menjelaskan, krisis air bersih di desanya sudah berlangsung lama. Sungai-sungai di desa setempat baru teraliri air, jika memasuki musim hujan.

“Di sini memang sulit menemukan sumber air,” ungkapnya. Pihaknya mengaku sudah pernah mengajukan saluran air bersih ke PDAM. Namun sampai hari ini belum ada kejelasan.