Selasa, 09 July 2019 01:57 UTC
Ilustrasi Gilas Audi
JATIMNET.COM, Surabaya - Peneliti Surabaya Survei Center (SSC) Surokim Abdussalam menyebut, perubahan struktural kepengurusan DPC PDI Perjuangan Surabaya sedikit banyak membawa pengaruh di pertarungan Pilwali Surabaya 2020.
Tongkat ekstafet kepemimpinan partai berlambang kepala banteng bermoncong putih di Surabaya, dari Whisnu Sakti Buana ke Adi Sutarwijono membuat persaingan calon wali kota Surabaya semakin kompetitif.
“Faksi-faksi di internal PDI Perjuangan juga punya peluang yang sama untuk menyuarakan calon-calonnya,” ujar Surokim, Senin 8 Juli 2019.
BACA JUGA: PDIP Jatim: Pro dan Kontra Hasil Konfercab Wajar Terjadi di Partai
Kompetitor Wishnu diprediksi muncul dari dua kubu, yakni faksi Bambang DH dan faksi Tri Rismaharini. Namun, Surokim juga tidak menampik adanya jago dari DPP PDI Perjuangan. Dengan semakin banyak calon yang muncul, kemungkinan besar figur diusung kian misterius dan susah diprediksi.
“Bisa jadi jika selama ini Mas Whisnu yang paling kuat, maka sekarang peluangnya bisa sama kuat (dengan calon lain),” ungkapnya.
Kendati demikian, dia menyebut, peluang Whisnu maju Pilwali Surabaya masih terbuka. Tetapi politisi yang saat ini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Surabaya itu harus fokus untuk persiapan pencalonan dengan memoles tingkat elektabilitas agar kian kompetitif.
BACA JUGA: Pemilihan Adi Sutarwijono Sebagai Ketua PDIP Tak Berdasarkan Voting
Elektabilitas bakal menjadi ukuran dan pertimbangan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri.
“Pilihan yang masuk akal sekarang bagi Pak Whisnu adalah berusaha fokus untuk meningkatkan tingkat elektabilitas beliau dalam radar survei Pilwali Surabaya,” urainya.
Kewenangan DPP akan sangat kuat dalam usulan siapa yang diusung dalam Pilwali Surabaya 2020. Tidak mudah memprediksi nama-nama yang mencuat ke PDI Perjuangan.
“Tidak mudah diprediksi karena bisa jadi akan juga muncul calon kejutan yang punya pengaruh besar lobi ke DPP. Kader organik saya pikir tidak lagi menjadi jaminan untuk dipilih. Kendati menurut saya tetap harus ada kader organik untuk menguatkan mental psikologis anggota PDI Perjuangan sendiri apakah di posisi wakil atau di posisi calon wali kota,” bebernya.