Rabu, 31 July 2019 07:16 UTC
PUPUK NPK: Direktur Utama PG, Rahmad Pribadi menandatangani peluncuran pupuk non-subsidi NPK Petro Ningrat beberapa waktu lalu. Foto: Agus.
JATIMNET.COM, Gresik - PT Petrokimia Gresik (PG), sebagai industri manufaktur di Indonesia menyiapkan sejumlah strategic orientation mendukung pemerintah mewujudkan “Indonesia Emas 2045”.
Selain strategic orientation yang telah disiapkan, Petrokimia Gresik merupakan anggota holding PT Pupuk Indonesia (Persero) juga akan memiliki kekuatan untuk menguasai pasar komersial sektor agro industri.
“Kami telah mencanangkan program transformasi bisnis guna mencapai harapan perusahaan menjadi solusi agro industri,” ujar Dirut PG, Rahmad, pada rilisnya Rabu 31 Juli 2019.
Sebagai industri manufaktur PG telah memperkuat struktur bisnis melalui pendirian pabrik baru seperti joint-venture dengan Jordan Phosphate Mine Company (JPMC) pada tahun 2014.
BACA JUGA: Pilkades Serentak Diharapkan Majukan Desa dan Warga
Kemudian revamping pabrik asam fosfat (2015) mengurangi ketergantungan impor asam fosfat (bahan baku pupuk NPK), dan pendirian pabrik Amoniak-Urea II meningkatkan kapasitas Urea mengurangi impor Amoniak (2018).
Struktur bisnis yang telah diperkuat tersebut dioptimalkan, salah satunya untuk menggarap pasar komersial serta menjajaki beberapa potensi pasar di sektor agro industri yang belum tersentuh.
Keseriusan tersebut diwujudkan dengan meluncurkan sederet produk unggulan non-subsidi, terbaru adalah pupuk NPK Petro Ningrat untuk perkebunan, hortikultura buah dan umbi yang diluncurkan Juli 2019 lalu.
“Kebutuhan pupuk ke depan terus meningkat, sementara alokasi pupuk bersubsidi perlahan berkurang," imbuh Rahmad.
BACA JUGA: Dicoret Karena Pernah Terjerat Korupsi, Cakades Sauji Gugat ke PTUN
Untuk itu, Petrokimia Gresik telah menyiapkan tiga produk unggulan non-subsidi yang akan menjadi andalan di tahun 2020, yakni NPK Phonska Plus, NPK Petro Nitrat dan NPK Petro Ningrat.
Sejalan pernyataan Komisaris Utama PG, M. Djohan Safri bahwa pertumbuhan industri pupuk ke depan masih sangat potensial, menurutnya pangan dan energi akan tetap menjadi isu global di tahun 2020.
"PG sebagai industri manufaktur produksi pupuk terlengkap berpotensi besar. Untuk itu, harus lebih mendayagunakan seluruh kemampuan dan memotivasi karyawan memenuhi target dalam mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045," tukas Djohan.
Dukungan di atas menjadi alasan menanggapi pemaparan Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro.
BACA JUGA: Kantor Dibongkar, Uji Kir Kendaraan di Gresik Terganggu
Melalui paparannya, Bambang menjelaskan tentang visi Indonesia tahun 2045 di Gresik, Jawa Timur, beberapa waktu lalu, pemerintah memproyeksikan ekonomi Indonesia menjadi yang terbesar kelima di dunia di tahun 2045 mendatang.
Dengan salah satu syarat pertumbuhan industri manufaktur mencapai 6,3 persen, dan kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 26 persen.
Target bisa tercapai dengan modernisasi industri yang fokus pada industri pengolahan sumber daya alam berbasis kawasan, penerapan smart and sustainable manufacturing guna meningkatkan efisiensi industri nasional.
Serta pemanfaatan Revolusi Industri 4.0 yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing industri, serta mendorong industri menjadi bagian dari Global Value Chain (GVC).