Logo

Peternak Sapi Banyuwangi Sanggup Penuhi Produktivitas

Reporter:,Editor:

Rabu, 17 June 2020 11:42 UTC

Peternak Sapi Banyuwangi Sanggup Penuhi Produktivitas

BANTUAN KESEHATAN. Petugas kesehatan hewan Disperta menyuntikkan vitamin pada sapi warga Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri, Banyuwangi, dalam pelayanan terpadu kesehatan hewan masyarakat, Selasa 16 Juni 2020. Foto: Ahmad Suudi

JATIMNET.COM, Surabaya - Peternak sapi di Banyuwangi kini sudah mandiri dalam menjaga produktivitas tinggi. Salah satu tolok ukurnya adalah keberhasilan peternak menjual daging sapi dan indukan ke sejumlah daerah.

Diterangkan Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kabid Keswan dan Kesmavet) Dinas Pertanian (Disperta) Banyuwangi Nanang Sugiharto bahwa peternak sapi di daerahnya telah paham merawat dan mendapatkan bahan pangan untuk sapi masing-masing. 

Menurut Nanang, tak hanya dagingnya saja, yang bisa memenuhi kebutuhan pasar luar Banyuwangi. Bahkan anakan sapi mereka juga dibeli peternak daerah lain. 

"Peternak itu sudah bisa mandiri. Hanya pendampingan-pendampingan seperti inilah yang dibutuhkan karena mereka tidak bisa melakukan sendiri," kata Nanang dalam pelayanan kesehatan hewan gratis untuk masyarakat Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri, Banyuwangi, Selasa 16 Juni 2020.

BACA JUGA: Dinas Pertanian dan Petani Banyuwangi Uji Coba 33 Varietas Melon Eksklusif

Pendampingan yang dimaksud ialah pelayanan kesehatan gratis yang meliputi pemberian vitamin, pengobatan, pemberian mineral untuk tambahan pakan, obat cacing, salep mata, dan pemberian vaksin pencegah keguguran khusus bagi sapi perah.

Layanan yang diberikan Disperta Banyuwangi ini telah menyasar tujuh kecamatan dengan minimal 400 ekor per kecamatannya.

Menurutnya, kewenangan itu masih membutuhkan pelayanan pemerintah karena tidak bisa dilakukan peternak sendiri. Misalnya penyuntikan, penanganan sapi gatal, sapi demam atau tak mau makan. 

Sementara perawatan sehari-hari, pengobatan cacingan, dan pemanggilan mantri hewan sudah bisa dilakukan atau diatasi masing-masing peternak. Dengan kerja sama demikian, Banyuwangi berhasil memperoleh 42 ribu kelahiran anakan sapi dalam setahun.

BACA JUGA: Lumbung Jagung Warga Banyuwangi Jadi Stok Tambahan Pangan Selama Pandemi

Pihaknya mencatat sekitar 30 ribu anak sapi yang lahir di Banyuwangi terjual keluar daerah, seperti ke Mojokerto, Jombang hingga Jakarta. Faktor pendukung tingginya produktivitas sapi di Banyuwangi di antaranya kualitas indukan, sumber daya, petugasnya, dan makanan.

"Contohnya jika makanannya kurang bagus, berdampak proses perkawinannya. Dipaksakan pun, ya tidak akan menghasilkan. Misalnya seperti itu," Nanang menambahkan. 

Arbain (51) warga Lingkungan Bebekan, Kelurahan Boyolangu, mengatakan memang tak bisa memberikan vitamin sendiri pada sapi yang diternaknya. Namun untuk perawatan sehari-hari dan pemberian obat cacing rutin, sudah bisa dia lakukan sendiri. 

"Obat cacing harganya Rp 15 ribu, diberikan sejak kecil dua atau tiga bulan sekali. Karena sapi kalau cacingan makan banyak, tapi tetap kurus," kata Arbain yang sapinya mendapatkan pelayanan gratis di kegiatan tersebut.