Selasa, 09 June 2020 13:00 UTC
MELON EKSKLUSIF. Dinas Pertanian dan petani di Banyuwangi menanam 33 varietas melon eksklusif di Agrowisata Tamansuruh, Desa Tamansuruh, Kec. Glagah, Banyuwangi, Senin, 8 Juni 2020. Foto: Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Sebanyak 33 varietas melon tipe eksklusif diuji di lahan pertanian Banyuwangi oleh Dinas Pertanian (Disperta) Banyuwangi bekerjasama dengan sebagian petani. Lahan yang digunakan adalah aset tanah milik Pemkab Banyuwangi yang juga menjadi destinasi Agrowisata Tamansuruh (AWT) di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah.
Kepala Disperta Banyuwangi Arief Setiawan megatakan dua dari varietas yang diujitanamkan berasal dari Korea dan sebagian lain dari persilangan yang dilakukan oleh petani Jawa Tengah. Bibit dari Korea dikatakannya menghasilkan buah yang lebih baik dari tanah di negara asalnya, sementara bibit baru lokal sebagian belum maksimal ditanam di Banyuwangi.
BACA JUGA: PSBB Covid-19, Harga Melon di Petani Anjlok
"Ada melon yang cocok di sini dan beberapa tidak cocok di sini. Kita ini salah satu pemasok melon, terutama dari petani-petani di Kecamatan Muncar," kata Arief, Senin, 8 Juni 2020.
Dia mengatakan penilaian hasil pengujian tanam melon melihat pada besarnya buah, rasa, tekstur kulitnya yang bagus bila mengeluarkan net atau bentuk jaring, dan mengeluarkan aroma. Di sana juga dikembangkan golden mama (labu), kopi, vanili, berbagai varian beras, dan tanaman bunga, bahkan bunga yang berasal dari Jepang.
Salah satu petani melon asal Muncar, Ali Imron, 42 tahun, mengatakan belum banyak petani yang menanam melon tipe eksklusif karena belum familiar. Padahal menurutnya, bertani melon eksklusif lebih menguntungkan daripada menanam melon konvensional yang harga jual terendah di pasaran bisa mencapai Rp 9.000 dan bahkan hanya Rp1.000 per kilogram.
BACA JUGA: Khofifah Panen Melon Golden Langkawi Berbentuk Persegi di Sidoarjo
Ia mengakui bertani melon eksklusif harus lebih telaten daripada melon konvensional. Selain itu, biaya benih memang lebih mahal. Namun selisih keuntungan tetap menunjukkan bertani melon eksklusif lebih menguntungkan dan penjualannya ke pasar modern dan ekspor lebih mudah.
"Perbedaan perawatan hampir sama, cuma harus agak telaten sedikit. Tapi kalau dia petani pasti bisa," kata Ali.
Dia juga menjelaskan bahkan di masa pandemi, permintaan pasar modern pada melon eksklusif naik menjadi dua kali lipat. Sementara di sisi lain, melon konvensional tak laku karena pasar-pasar tradisioal ditutup dan pasar modern tidak menerima.
