Logo

Petani Mojokerto Jaga Tanaman Jagung dari Serangan Ratusan Ekor Monyet

Reporter:,Editor:

Senin, 27 December 2021 06:20 UTC

Petani Mojokerto Jaga Tanaman Jagung dari Serangan Ratusan Ekor Monyet

DIJARAH MONYET. Petani jagung di Dusun Jublangsari, Desa Simongagrok, Kec. Dawarblandong, Kab. Mojokerto menunjukkan jagung yang dijarah dan dimakan ratusan ekor monyet, Senin, 27 Desember 2021. Foto: Karina Norhadini

JATIMNET.COM, Mojokerto – Puluhan hektar tanaman jagung di Dusun Jublangsari, Desa Simongagrok, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, yang masih muda diserang ratusan ekor monyet.

Para petani harus rela menunggui lahan yang berbatasan dengan hutan ini hingga sore hari. Lantaran, serangan 80 sampai 100 ekor terjadi setiap harinya sekitar pukul 14.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB sejak tiga bulan terakhir.

"Dimakan monyet dari hutan, sekitar 80 harian ini datangnya. Langsung dari hutan itu, mengambil jagung di sini. Keluarnya kadang-kadang jam 2 dan jam 3. Banyak sekali kurang lebih 80 sampai 100-an ekor. Biasanya ada satu gede gitu nunggu, yang lain turun ambil," ucap Kastidi sembari menunjukkan arah monyet datang di lokasi, Senin, 27 Desember 2021.

Petani yang rela berjam-jam duduk dan membunyikan klontongan terbuat dari kaleng di gubuknya ini membeberkan serangan monyet terjadi setiap tahun dan hanya saat cocok tanam jagung saja. Sedangkan, masa tanam cabai dan tomat tak pernah ada serangan hewan liar tersebut.
 
BACA JUGA: Tanaman Jagung Petani Sampung Ponorogo Dijarah Monyet Liar

"Yang dimakan ya bijinya, diambil terus dibawa ke atas sana. Jadi enggak cuman punya saya, punya petani lain juga banyak yang rusak. Jadi kami sama-sama nunggu jagung siang hari sampai sore. Pernah ditinggal makan siang, tahu-tahu balik sudah habis dimakani," ujarnya.

Tanaman jagung yang rusak, lanjut Kastidi, harus dipangkas dan dibawa pulang untuk pakan ternak. Pasalnya, dianggap gagal dan rusak.

"Ini lahan di sebelah saya barusan yang rusak-rusak ditebang. Terus dibawa pulang jadinya. Buat makan ternaknya. Lha wong sudah rusak," katanya.

Sementara itu, perangkat desa setempat, Paidi, menambahkan para petani harus berjaga-jaga serangan hewan liar yang memakan tanaman mereka. Sejumlah orang-orangan sawah pun dibuat. Bahkan, saat serangan tiba di malam hari, petani mengusir ratusan mamalia ini menggunakan kembang api.

BACA JUGA: Produksi Jagung di Pamekasan Terganggu Tingginya Curah Hujan

"Ditungguin tiap hari, ada alat-alat tradisional bunyi-bunyian mengusir monyet pas datang. Dikasih (diberi) orang-orangan sawah juga. Kalau malam malah ditakuti sama kembang api. Tapi malam jarang," ucapnya.

Adanya serangan hewan liar ini membuat hasil panen menurun hingga 30 persen. Bongkol jagung yang sehat dan masih muda menjadi santapan ratusan primata ini.

"Dampak paling nyata sangat merugikan petani, tanaman jagung rusak. Mereka datang bergerombol, jadi bisa rugi sampai 30 persen," ucapnya.