Logo

Sawah Petani Jagung di Ponorogo di Serang Ulat

Reporter:,Editor:

Jumat, 03 January 2020 03:30 UTC

Sawah Petani Jagung di Ponorogo di Serang Ulat

DISERANG ULANG: Foto: Ulat grayak yang menyerang ladang sawah Petani Jagung Ponorogo. Foto: Gayuh

JATIMNET.COM, Ponorogo - Petani jagung di Desa Ngilo-ilo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, panik. Lantaran, lahan sawah yang ditanami jagung di serang ulat, sekarang mereka harus kerja ekstra untuk basmi ulat di ladang persawahan.

Mursyid, salah satu petani mengaku, ladang sawah jagungnya nyaris ludes dimakan ulat. “Ini satu petak tanaman jagung saya hampir ludes dimakan ulat bagian pupusnya,” katanya, Jumat 3 Januari 2019.

Menurut Mursyid, hampir seluruh petani di desanya yang berada di lereng gunung saat memasuki musim penghujan, ladang sawahnya banyak ditanami jagung. Justru ladang sawah jagungnya diserang ulat, yang membuat petani kelabakan atau panik.

“Untuk mengurangi serangan ulat saya semprot menggunakan racun serangga,” ujar Mursyid.

BACA JUGA: Tanaman Jagung Petani Sampung Ponorogo Dijarah Monyet Liar

Hal sama juga dialami Parlin, ia harus rela untuk membeli benih jagung kembali, karena sudah hampir pasti tanaman jagung miliknya gagal panen karena dimakan ulat.
“Kalau sudah dimakan ulat pupus, jagungnya tidak bisa tumbuh, harus tanam baru,” ujarnya.

Sehingga sudah bisa dipastikan masa panen jagung didesa akan mundur. Selain karena serangan ulat, pengairan tanaman jagung milik para petani juga hanya mengandalkan air hujan.

“Air disini juga sulit, jadi mayoritas menanam jagung, dengan mengandalkan air hujan,” katanya.

BACA JUGA: Puluhan Hektar Lahan Pertanian di Dawarblandong Rusak Diserang Hama Tikus

Untuk satu petak kebun jagung Parlin harus mengalami kerugian sampai Rp 500 ribu, meliputi biaya benih, pupuk dan upah buruh tani saat menanam.
“Kalau tidak tanam lagi rugi diperawatan, eman-eman (sayang) lahannya kalo nganggur. Kalau diteruskan juga tidak akan tumbuh sempurna,” tutur Parlin. 

Ia mengaku heran serangan ulat hampir menyerang seluruh tanaman jagung di desanya, karena jika dibandingkan dengan musim sebelumnya tidak separah ini dan masih bisa dikendalikan dengan racun serangga. “Baru kali ini kejadian serangan ulat sampai separah ini, bahkan desa tentangga juga tanaman jagungnya diserang,” katanya.