Rabu, 03 June 2020 13:00 UTC
TEMPAT PELANTIKAN. Gedung BKD Jawa Timur di Jalan Jemur Andayani 1 Surabaya tempat pelantikan 240 Kepala dan Pengawas SMA/SMK Negeri di Jatim, 20 Mei 2020. Foto: bkd.jatimprov.go.id
JATIMNET.COM, Surabaya – Pelantikan atau pengangkatan Kepala dan Pengawas SMA/SMK Negeri yang dilakukan Dinas Pendidikan Jawa Timur di Gedung Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jawa Timur, 20 Mei 2020 lalu berbuntut panjang.
Pelantikan tersebut diikuti 240 Kepala dan Pengawas SMA/SMK Negeri di Jawa Timur dan dibagi dalam empat gelombang. Meski menerapkan protokol kesehatan termasuk menjaga jarak antar orang yang dilantik, namun diduga ada yang terpapar Covid-19.
Informasi yang didapat di kalangan pemangku kebijakan pendidikan di Mojokerto, ada salah satu Kepala SMK Negeri di Mojokerto yang positif Covid-19 berdasarkan tes swab yang keluar 31 Mei 2020 setelah mengikuti pelantikan 20 Mei 2020.
Kepala BKD Jawa Timur Nur Kholis menyebutkan bahwa pihaknya hanya menyediakan tempat pelantikan. Teknis pelaksanaannya jadi tanggung jawab Dinas Pendidikan Jawa Timur. "Saya luruskan, yang melantik Dinas Pendidikan, proses memang semua di sini," ujar Kholis, Rabu, 3 Juni 2020.
BACA JUGA: Kepala Sekolah di Mojokerto Diduga Positif Covid-19
Menurutnya, setiap kegiatan di lingkungan kantor BKD setempat sudah memberlakukan protokol kesehatan dengan ketat. Mulai masuk, tamu diwajibkan melewati bilik disinfektan. Kemudian dipersilakan cuci tangan.
Tidak hanya itu, BKD Jatim juga menyediakan sepuluh kran air untuk cuci tangan. Tujuannya, agar tidak ada antrean. Setelah itu, peserta dicek suhu tubuhnya. Terakhir, sebelum masuk ruangan diminta untuk memakai hand sanitizer. "Jadi ada empat lapis (protokol kesehatan)," katanya.
Menurutnya, seluruh kegiatan pelantikan di lingkungan Pemprov Jawa Timur menggunakan protokol kesehatan, termasuk jarak diperhatikan antar peserta pelantikan. "Kalau di Gedung Grahadi 2 meter, di sini (gedung BKD Jatim) 1,5 meter," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi sebelumnya telah mengatakan kegiatan pelantikan telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat. "Sebelum masuk ruangan harus cuci tangan atau pakai hand sanitizer. Semua pakai masker, bahkan jaga jarak juga diterapkan pada saat pelantikan itu," kata Wahid saat konferensi pers, Senin, 1 Juni 2020 lalu.
BACA JUGA: Diduga Melanggar Protokol Kesehatan, BKD dan Kadindik Jatim Diminta Kirim Data Pelantikan
Mantan Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur itu mengakui memang ada informasi salah satu pengawas SMA/SMK meninggal dunia beberapa hari setelah mengikuti pelantikan. Namun dari riwayat medis yang didapatnya, pengawas tersebut meninggal akibat sakit lambung.
Terlepas dari itu, sebagai langkah antisipasi, Wahid telah meminta seluruh Kepala dan Pengawas SMA/SMK Negeri yang mengikuti pelantikan saat itu agar melakukan rapid test Covid-19. "Kami minta melakukan rapid test," ucapnya.
Sebelumnya, diberitakan bahwa ada empat Kepala SMA/SMK di Kota dan Kabupaten Mojokerto yang mengikuti pelantikan tersebut. Mereka antara lain Kepala SMAN 1 Pacet Sutoyo yang diangkat menjadi Kepala SMAN 1 Sooko Kabupaten Mojokerto. Kemudian Kepala Kepsek SMAN 1 Sooko Nurhidayat yang diangkat menjadi Kepala SMAN 3 Kota Mojokerto.
Kemudian Kepala SMKN 2 Kota Mojokerto Siti Fatimah yang diangkat menjadi Kepala SMKN 1 Mojoanyar Kabupaten Mojokerto dan Kepala SMKN 1 Mojoanyar Akhmad Muklason yang diangkat menjadi Kepala SMKN 2 Kota Mojokerto.
BACA JUGA: Kabar Baik, Sembilan Pasien Covid-19 di Mojokerto Sembuh
Informasi yang dihimpun, salah satu dari mereka dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil tes swab yang diumumkan Gugus Tugas Pencegahan Penyebaran Covid-19 Kabupaten Mojokerto pada 31 Mei 2020. Namun Gugus Tugas tidak menyebut detail pekerjaan ASN tersebut.
"Dari lima warga yang dirilis pada 31 Mei 2020 lalu, salah satunya ada yang ASN dan pensiunan ASN," kata Juru Bicara Gugus Tugas Pencegahan Penyebaran Covid-19 Kabupaten Mojokerto, Ardi Sepdianto, saat dikonfirmasi melalui telepon seluler, Selasa, 2 Juni 2020.
Kelima warga Kabupaten Mojokerto yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut antara lain berinisial S, 40 tahun, warga Kecamatan Jetis; SF, 58 tahun, warga Kecamatan Bangsal; BR, 62 tahun, warga Kecamatan Puri dan sudah meninggal dunia; M, 56 tahun, warga Kecamatan Mojoanyar; dan AH, 39 tahun, warga Kecamatan Ngoro.