Logo

Peserta Liga Paralayang Terkendala Angin Kencang

Reporter:,Editor:

Minggu, 04 August 2019 06:12 UTC

Peserta Liga Paralayang Terkendala Angin Kencang

Salah satu peserta Liga Paralayang Seri 2 menjajal menaklukkan angin di Gungung Gede, Minggu 4 Agustus 2019. Foto: Gayu Satria.

JATIMNET.COM, Ponorogo – Puluhan peserta paralayang sejak Sabtu 3 Agustus 2019 menghiasi langit Desa Tatung, Kecamatan Balong. Mereka unjuk gigi dalam event Liga Paralayang Jatim seri 2, yang diikuti 58 peserta.

Seluruh peserta silih berganti naik ke Gunung Gede guna mencoba terbang dan melakukan ketepatan mendata, sebagai penilaian.

Ketua Paralayang Jatim, Arif Eko Wahyudi, mengatakan kelas yang dilombakan adalah kelas akurasi dengan rentang usia 19 sampai 21 tahun dan umum. Penilaian menang dilihat dari total poin yang diperoleh saat mendarat.

BACA JUGA: Liga Paralayang Jatim Kembali Digelar di Ponorogo

“Angin di Gunung Gede ini sangat baik, hanya saja kalau musim kemarau seperti ini, anginnya terlalu kencang, meski tempat mendaratnya sangat memadai,” kata Arif, Minggu 4 Agustus 2019.

Arif menerangkan musim penghujan angin di Gunung Gede ini bisa dikatakan terbaik. Namun tempat mendarat yang berupa tanah sawah tidak bisa digunakan karena terkendala genangan air.

Waktu terbang terbaik di Gunung Gede adalah pada musim penghujan dan jelang musim kemarau. Sebab embusan angin tidak terlalu kencang. Jika musim kemarau seperti ini para atlet harus terbang lebih pagi, karena dikhawatirkan tidak bisa terbang.

BACA JUGA: Kenduri Besar Sebagai Wujud Syukur Warga Bedingin

“Para peserta harus stand by sejak pukul 06.00, sambil menunggu angin, jika sudah agak siang, anginnya sangat kencang,” terangnya.

Sementara itu, salah satu peserta, Rona Jinan Zahro asal Ponorogo mengaku terkendala angin untuk bisa terbang. Ia harus sabar menunggu giliran terbang dan angin yang memungkinkan untuk bisa take off.

Namun meski begitu ia bersama perserta lain sangat antusias berburu poin saat terbang. “Pagi ini hanya bisa terbang satu kali karena pukul 8.30 WIB, anginnya sudah sangat kencang, tidak mungkin terbang lagi,” pungkasnya.