Jumat, 28 June 2019 08:05 UTC
Ilustrasi oleh Gilas Audi
JATIMNET.COM, Surabaya – Warga Nahdlatul Ulama Kota Surabaya menyampaikan tiga hal pada Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih, Joko Widodo dan Ma’ruf Amin, pasca putusan sidang Mahkamah Konstitusi.
Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya Achmad Muhibbin Zuhri, menuturkan tiga pesan itu, antara lain agar menempatkan para menteri yang berintegritas dan profesional, tidak menjadikannya sebagai instrumen negosiasi politik.
Agar Jokowi Mengawasi secara melekat kinerjanya, dan memastikan tidak ada korupsi dan penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk lain.
Kedua, pembangunan infrastruktur haruslah diimbangi dengan percepatan pembangunan kualitas SDM bangsa Indonesia, sehingga secara simultan akan mempercepat pencapaian kemajuan di segala bidang.
BACA JUGA: Pasca Sidang MK Pusura Berharap Jokowi Bantu Pembangunan Trem Surabaya
"Terakhir, residu globalisasi dan kemajuan pada revolusi Industri 4,0 mesti diantisipasi dengan penguatan karakter melalui penguatan pendidikan agama dan budi pekerti berdasarkan khazanah kearifan nilai dan norma budaya bangsa Indonesia," ujarnya, Jumat 28 Juni 2019.
Selain itu, kata dia, pihaknya mengapresiasi Mahkamah Konstitusi (MK) yang telah menyelenggarakan persidangan sengketa Pilpres dengan baik dan bermartabat, memutuskan secara obyektif dan terbuka, sehingga sekaligus merupakan pendidikan politik yang sangat berharga bagi bangsa ini menuju kualitas demokrasi lebih baik.
"Apresiasi juga saya sampaikan kepada pasangan Capres-Cawapres 02, Prabowo-Sandi yang membawa sengketa pilpres ke jalur konstitusional berdasarkan Undang-Undang, tidak membiarkannya menjadi aksi-aksi yang kontraptoduktif bagi kehidupan sosial-politik," katanya.
Ia berharap pasangan 01 dan 02 berikut tim pemenangan dan pendukungnya untuk bersama membangun kembali kohesivitas sosial, demi mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia.
BACA JUGA: Pasca Putusan MK, Pengamat Dorong Jokowi Lakukan Rekonsiliasi Kultural
Ia berharap, dinamika politik tidak boleh dibiarkan mengarah kepada iftiraq (perpecahan), karena tujuan sebenarnya untuk kesejahteraan.
"Saya berharap untuk pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf menjadi pasangan yang sinergis memimpin semua warga bangsa ini, tidak hanya para mantan pendukungnya," katanya. (ant)
