Jumat, 28 June 2019 06:12 UTC
Tugu pahlawan di Surabaya. Foto: Dyah Ayu Pitaloka
JATIMNET.COM, Surabaya – Momen putusan sidang Mahkamah Konstitusi (MK) digunakan Pemuda Perkumpulan Putera Surabaya (Pusura), untuk mendengungkan sejumlah rencana pembangunan infrastruktur besar di Surabaya.
Salah satunya adalah, mendorong pembangunan transportasi massal trem yang terkendala pendanaan dari pemerintah pusat.
"Pasca putusan sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK) semalam (27/6), harapan kami selaku warga Surabaya agar program-program besar Wali Kota Surabaya dapat terwujud. Salah satunya pengadaan sarana transpotasi trem," kata Ketua Pemuda Pusura Hoslih Abdullah di Surabaya, Jumat 28 Juni 2019.
Selain trem, lanjut dia, banyak program-program besar lainnya yang dapat bersinergi dengan pemerintah pusat.
BACA JUGA: Pakar Transportasi ITS: Trem belum Beri Solusi Kemacetan
Hal itu tidak akan terwujud kalau tidak dapat dukungan dari Presiden RI Joko widodo.
Menurut dia, trem merupakan salah satu transportasi massal yang dibutuhkan warga Surabaya. Pemerintah Kota Surabaya dalam kepemimpinan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sudah jauh hari merencanakan hal itu.
Namun, hingga saat ini belum terealisasi karena terkendala pendanaan dari pemerintah pusat.
"Saya sebagai warga Surabaya mengucapkan selamat atas terpilihnya Joko widodo dan K.H. Ma'ruf Amien sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI. Semoga amanah," ujarnya.
BACA JUGA: Risma Berharap Wali Kota selanjutnya Bisa Realisasikan MRT
Selain berharap ada bantuan infrastruktu, ia juga menginginkan agar persatuan Indonesia selalu terjaga dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Surabaya sepertinya bisa menjadi percontohan. Selama ini, bahkan di pilpres tidak ada pertikaian atau konflik di tengah masyarakat. Perbedaan pilihan politik adalah biasa dalam demokrasi. Arek Suroboyo memahami betul soal itu," katanya.
Bahkan, dari 2012, lanjut dia, di Surabaya ada forum atau pertemuan sesama warga Surabaya atau yang dikenal Forum Silaturahmi Akbar Arek-Arek Suroboyo yang di dalamnya tergabung 35 elemen masyarakat.
"Setiap ada persoalan, selalu didiskusikan bersama. Setiap tahun berkumpul di Balai Kota Surabaya. Ada sekitar 7.000 orang hadir di acara yang difasilitasi Pemkot Surabaya itu," ujarnya. (ant)