Logo

Pesan dari Cangkrukan Lintas Agama di Surabaya

Reporter:,Editor:

Sabtu, 22 December 2018 07:21 UTC

Pesan dari Cangkrukan Lintas Agama di Surabaya

Suasana cangkrukan lintas agama di Gereja Katolik Santa Maria Perawan (GKSMP) Surabaya . Foto: Khoirotul Lathifiyah

JATIMNET.COM, Surabaya – Gereja Katolik Santa Maria Perawan (GKSMP) Surabaya menggelar Cangkrukan Lintas Agama, Jumat 21 Desember 2018 malam. Acara untuk menyambut hari raya Natal ini sekaligus mengajak generasi muda agar terbuka dan saling mengenal agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia.

“Kegiatan cangkrukan ini untuk pertama kali di GKSMP, harapannya generasi muda bisa selalu berinteraksi lintas agama dan saling mengenal,” kata Romo Martinus Alisius Paryanto CM usai kegiatan Cangkrukan Lintas Agama di Area GKSMP.

Romo Martinus mengungkapkan, selama ini generasi muda khususnya umat Katolik merasa takut tidak diterima dan tidak percaya diri ketika dalam lingkungan yang terdiri dari beragam agama. Asumsi tersebut memberikan pembatas pada umat Katolik itu sendiri dan takut untuk mencoba berinteraksi pada umat agama yang lain seperti Islam, Hindu, Budha dan kepercayan lainnya.

Menurutnya, faktor yang mempengaruhi terjadinya ketakutan ini disebabkan kurangnya interaksi dan pemahaman dalam lintas agama. Padahal saat ini toleransi di kalangan anak muda masih cukup baik, namun generasi muda umat Katolik banyak yang merasa takut sendiri dalam berinteraksi.

“Bulan Ramadhan yang lalu, umat saya ingin memanggil umat Islam untuk ngabuburit dan buka bersama di GKSMP, namun karena rasa takutnya, mereka menggagalkan niatan tersebut. Padahal takjil sudah dipersiapkan,” kata Romo Martinus.

Selain rasa takut tidak diterima, umat Katolik tidak mengetahui harus menghubungi ke mana jika ingin mengundang umat muslim. Niatan undangan tersebut untuk menghargai adanya bulan puasa yang sedang dijalankan umat muslim.

Ustadz Nur Kholis Saleh yang hadir dalam cangkrukan ini mengungkapkan agar semua umat saling terbuka dan menumbuhkan toleransi antar umat beragama. “Karena pada dasarnya kita satu bangsa, dan kita juga sama-sama manusia,” tambahnya.

Kholis mengungkapkan dengan terbuka satu sama lain tidak akan mengurangi keimanan manusia kepada Tuhannya masing-masing. Karena tidak ada satu agamapun yang mengajarkan untuk saling bermusuhan.

Agar saling memahami, langkahnya semua umat harus menghormati agama lain, memperbanyak teman lintas agama, serta sering mengadakan pertemuan untuk berdiskusi maupun sekadar bermain.

Menurutnya tidak ada yang salah ketika agama satu dengan agama lain saling berteman atas dasar sesama manusia. “Dengan pertemuan tersebut, alergi antar agama akan hilang dan semua agama bisa saling bergandengan dalam memajukan Negara ini,” kata Kholis.

Cangkrukan ini dimulai sejak pukul 20.00—22.00 WIB yang dihadiri dari beberapa agama yakni Islam, Kristen, dan Katolik. Usai kegiatan semua bertukar nomor dan membuat grup agar nantinya bisa saling mengenal dan berdiskusi maupun membuat program yang bermanfaat.