Sabtu, 03 October 2020 06:20 UTC
Ilustrasi Anak Terpapar Covid-19. Grafis: Kemenkes
JATIMNET.COM, Surabaya - Pakar Kesehatan Anak RSUD dr. Soetomo Surabaya, Leny Kartina, dr., Sp.A(K) mencatat, kematian anak terpapar Covid-19 di Indonesia relatif cukup besar. Dibandingkan negara lain yang rata-rata 0,1-0,2 persen, Indonesia mencapai 1,1 persen.
"Jadi di Indonesia itu angkanya lebih tinggi. Ini yang patut diwaspadai," ujar Leny Kartika, saat menjadi pemateri pada pendampingan PAUD di Kota Surabaya secara daring, yang diselenggarakan kerjasama Unair-Unicef, Sabtu 3 Oktober 2020.
Penularan utama Covid-19 kepada anak-anak diketahui justru berasal dari keluarga dekat. Saudara dan orang tua biasanya menjadi media virus yang tidak disadari. Leny pun mendorong banyak pihak agar lebih dalam mengerti tentang gejala Covid-19 pada anak.
Pasalnya, rata-rata keluhan pada anak tidak sama dengan orang dewasa. Dari 2.143 anak yang konfirmasi positif dan dilakukan pemeriksaan, 90 persen diantaranya mempunyai gejala asimtomatis atau tidak memberikan gejala klinis apapun, gejala ringan dan sedang.
BACA JUGA: Perokok Anak Diklaim Meningkat di Masa Pandemi Covid-19, Ini Penyebabnya
"Bunda-bunda PAUD ini juga bisa memiliki peran yang sangat penting untuk memberikan pemahaman pada masyarakat," tegasnya.
Karenanya, bunda PAUD harus paham mengenali gejala pada anak-anak yang lebih bervariatif, bisa gejala saluran nafas, demam ada diare. "Ada juga yang memiliki gejala tidak dijumpai pada orang dewasa, yaitu gejala menyerupai penyakit Kawasaki,” imbuhnya.
Gejala penyakit Kawasaki ini menurut Leny, diantaranya kulit anak muncul bercak-bercak merah, bibir pecah-pecah, mata merah hingga kulit ujung jari yang melepuh. Ini yang harus diwaspadai.
“Anak balita yang positif Covid-19 juga bisa menularkan kepada orang lain melalui feses, urin, saliva. Jadi jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum dan setelah mengganti popok bayi,” terangnya.
BACA JUGA: PKSAI Didorong sebagai Lembaga Pencegahan Kekerasan Anak
Person in charge (PIC) Gerakan Peduli Ibu dan Anak Sehat Membangun Generasi Cemerlang Berbasis Keluarga (Geliat) Universitas Airlangga Surabaya, Dr. Nyoman Anita Damayanti, drg., M.S menambahkan, persentase anak-anak usia 12-23 bulan di Indonesia yang terpapar Covid-19 masih cukup tinggi.
Salah satu penyebabnya, belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap (IDL). “Padahal imunisasi tersebut dibutuhkan sekali oleh balita, untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka dari berbagai ancaman penyakit yang dapat diatasi dengan imunisasi (PD3I),” jelas Nyoman Anita Damayanti.
Data yang diungkapkannya, per 15 September 2020 jumlah anak-anak usia 0-9 tahun di Jawa Timur yang positif terinveksi Covid-19 mencapai 1.412 anak. Sementara jumlah anak-anak usia 10-19 tahun yang terpapar Covid-19 mencapai 2.472 anak.
Khusus untuk anak bawah lima tahun atau balita (1-4 tahun) di Jawa Timur yang terkena Covid-19, hingga 14 Juli 2020, mencapai 170 anak. Meskipun tercatat 39 persen (67 anak) dinyatakan sembuh, namun tingkat kematian mencapai 1 persen (1 anak).
BACA JUGA: Kekerasan pada Anak dan Perempuan di Jatim Tinggi
Dosen Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair Surabaya, Dr. M. Atoillah Isfandiari, dr., M.Kes mengatakan, para pengajar PAUD bisa menjadi agen pencegahan Covid-19 pada anak. Bunda PAUD bisa menekankan pentingnya penggunaan masker yang benar dan tepat pada anak.
“Masker medis itu yang paling tepat digunakan. Bukan masker kain. Saya tidak perlu mengajari lagi bunda-bunda PAUD tentang bagaimana cara mengajari anak-anak agar disiplin menggunakan masker yang baik dan benar. Yang penting adalah, anak-anak harus dibiasakan disiplin menggunakan alat pelindung berupa masker agar terhindar dari paparan Covid-19,” kata Atoillah.
Saat ini menurut Atoillah cukup mudah mendapatkan masker medis dengan harga yang sangat terjangkau. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi masyarakat, terutama anak-anak, untuk tidak mengenakan masker sebagai bentuk perlindungan diri, selain mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak aman