Kamis, 20 May 2021 09:40 UTC
PERPUSTAKAAN: Perpustakaan Herbal Nginden Jangkungan, Kota Surabaya, berhasil lolos menjadi 6 nominator terbaik Lomba Perpustakaan Umum Terbaik Desa/Kelurahan Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2021.
JATIMNET.COM, Surabaya - Perpustakaan Herbal Nginden Jangkungan, Kota Surabaya, berhasil lolos menjadi 6 nominator terbaik Lomba Perpustakaan Umum Terbaik Desa/Kelurahan Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2021. Perpustakaan ini menjadi salah satu perwakilan dari Kota Surabaya yang masuk ke tingkat Jatim.
Atas dasar itu, perpustakaan yang terletak di sebelah Kantor Kelurahan Nginden Jangkungan, Kecamatan Sukolilo ini, kemudian berhak mengikuti tahap penilaian visitasi di lapangan. Proses penilaian inipun dilakukan oleh dewan juri dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Provinsi Jatim, Kamis 20 Mei 2021.
Kepala Dispusip Kota Surabaya, Musdiq Ali Suhudi mengungkapkan bahwa setelah Perpustakaan Herbal Nginden Jangkungan dinyatakan lolos menjadi 6 nominator terbaik tingkat Jatim, maka untuk menuju tahapan berikutnya, dewan juri pun melakukan penilaian secara langsung di lapangan.
"Dan hari ini dewan juri melihat lokasi di lapangan. Apakah yang ada di proposal itu sesuai dengan di lapangan," kata Musdiq, Kamis 20 Mei 2021.
Baca Juga: Surabaya Punya Learn English Corner di Perpustakaan Balai Pemuda
Ia menyebut, dalam tahap visitasi penilaian, ada beberapa poin yang menjadi penekanan dewan juri. Di antaranya yakni, bagaimana pengelolaan perpustakaan itu berjalan, dampak perpustakaan terhadap kesejahteraan masyarakat, serta tingkat partisipasi masyarakat di dalam pengelolaan perpustakaan.
"Alhamdulillah di Perpustakaan Herbal Nginden ini partisipasi masyarakat luar biasa. Tidak hanya masyarakat sekitar, juga ada partisipasi dari universitas," ia mengungkapkan.
Musdiq menilai bahwa hadirnya perpustakaan di tengah-tengah pemukiman Surabaya ini, telah memberikan dampak positif kepada masyarakat. Utamanya, terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitar.
"Di sini kita bisa melihat dampak langsung adanya perpustakaan. Misalnya ada UMKM, kelompok kesenian, serta produk-produk yang memang menjadi multiplayer effect dengan adanya perpustakaan," ia menjelaskan.
Baca Juga: Temukan Potensi Masyarakat, Dispusip Surabaya Ciptakan Perpustakaan Herbal
Oleh karenanya, pihaknya berharap, perpustakaan yang terintegrasi dengan Kampung Herbal ini dapat menjadi Juara 1 tingkat Provinsi Jatim, sehingga melaju ke tingkat Nasional. Tentu, untuk mewujudkan hal itu perlu adanya beberapa perbaikan agar dapat mengikuti standar Nasional.
"Saya kira sebenarnya secara umum kita sudah cukup bagus. Mungkin kalau untuk ke tingkat nasional, masukan-masukan yang tadi dari dewan juri akan kita perbaiki," ia menuturkan.
Sementara, Kepala Perpustakaan Herbal Nginden Jangkungan, Eka Sri Lestari menjelaskan bahwa sebenarnya ada saling keterkaitan atau integrasi antara perpustakaan dan Kampung Herbal. Artinya, kegiatan literasi di kampung ini langsung didukung dengan praktik di lapangan.
"Misalnya dengan membaca buku itu langsung kita praktikan. Di sini ada lahan dan bahan herbal, itu kita praktikkan, kita manfaatkan," kata Eka Sri Lestari.
Baca Juga: Perpustakaan Keliling Polres Mojokerto Edukasi Anak di Tengah Pandemi
Setidaknya, ada sekitar 2.011 koleksi buku bacaan yang ada di perpustakaan tersebut. Eka menyebut, ribuan buku ini terdiri dari beragam kategori. Mulai dari kategori buku yang mengulas sosial budaya, politik, serta pemberdayaan anak-anak.
Bahkan, adapula buku-buku bacaan khusus untuk anak berkebutuhan khusus. "Jadi tidak hanya anak-anak sasaran kita, ibu-ibu, bapak-bapak dan lansia, semuanya," ia mengungkapkan.
Perempuan yang juga menjadi Ketua PKK RT 9/RW 5, Kelurahan Nginden Jangkungan, Kecamatan Sukolilo Surabaya ini mengaku bahwa secara bertahap, ia bersama para pengurus perpustakaan terus memaksimalkan segala potensi atau sumber daya yang ada. "Kita juga terus belajar, terus kita perbaikan, peningkatan juga apapun itu," ia menuturkan.
Menurut Eka, ini dilakukan sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Salah satunya yakni melalui pemberdayaan dalam bentuk pelatihan mengolah bahan-bahan herbal menjadi produk yang lebih modern.
"Hal-hal yang kuno itu kita lestarikan lagi dengan herbal. Tetapi dengan teori-teori yang lebih modern. Seperti mengolah jahe menjadi freshcare. Terus jamu-jamuan tradisional itu dikemas dengan menarik, menjadi produk UMKM yang lebih modern," ia memungkasi.
